
EVALUASI KURIKULUM
MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu: Bapak Purnomo
Oleh :
Fajar Setiawan (1401410414)
Rombel 13
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Evaluasi merupakan
bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan,
organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa
evaluasi, maka tidak akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam
rancangan, pelaksanaan serta hasilnya.
Kurikulum sebagai alat pendidikan selalu
harus dipantau dan dikendalikan agar kurikulum tersebut senantiasa dapat
berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Pemantauan terhadap
pelaksanaan kurikulum juga penting untuk
mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang muncul pada saat kurikulum dilaksanakan. Melalui pemantauan yang dilakukan secara
terencana dan terus menerus, maka
diharapkan kendala-kendala yang muncul dan
menghambat terhadap pelaksanaan kurikulum secara lebih dini akan segera
diketahui, dan dengan segera dapat dirumuskan alternatif pemecahan
masalah yang mungkin dapat dilakukan.
Dengan demikian kurikulum yang dikembangkan
selalu akan terjaga dan
terkontrol, sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Fungsi pengontrolan terhadap proses
pelaksanaan kurikulum disebut dengan
evaluasi kurikulum. Evaluasi merupakan alat yang sangat penting yang berfungsi untuk menghimpun data, memberikan
pertimbangan, dan menetapkan keputusan
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari objek yang
di evaluasi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apakah pengertian evaluasi kurikulum?
2.
Apakah Aspek – Aspek
evaluasi kurikulum?
3.
Bagaimanakah prinsip-prinsip
evaluasi kurikulum?
4.
Bagaimanakah prosedur
strategi evaluasi?
5.
Bagaimanakah model – model
evaluasi kurikulum?
6.
Bagaimanakah peranan
evaluasi kurikulum?
C.
TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk mengetahui pengertian evaluasi
kurikulum.
2.
Untuk mengetahui aspek-aspek evaluasi
kurikulum.
3.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip
evaluasi kurikulum.
4.
Untuk mengetahui prosedur strategi
evaluasi.
5.
Untuk mengetahui model – model evaluasi kurikulum.
6.
Untuk mengetahui peranan evaluasi
kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
MASALAH
A. Pengertian
Evaluasi Kurikulum
Banyak ahli yang telah menyumbangkan
buah pikirannya tentang evaluasi
kurikulum antara lain :
1.
Menurut Morison evaluasi adalah perbuatan pertimbangan
berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggung jawabkan.
2.
Dalam buku The School Curruculum, evaluasi dinyatakan sebagai
suatu proses pengumpulan dan analisis data secara sistematis yang bertujuan
untuk membantu pendidikan memahami dan menilai suatu kurikulum, serta
memperbaiki metode pendidikan.
3.
Adapapun dalam buku Curriculum Plannning and
Develoment dinytakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menilai kinerja pelaksanaan
suatu kurikulum artinya evaluasi tidak akan terjadi kecuali telah mengetahui
tujuan yang akan dicapai, tujuan tersebutt harus diperiksa hala-hala yang telah
dan sedang dilakukan serta evaluasi harus mengambil kesimpulan berdasarkan
kriteria tertentu.
4.
Dalam teori dan praktek pendidikan evaluasi kurikulum
merupakan suatu bidang yang berkembang dengan cepat, termasuk evaluasi terhadap
implementasi kurikulum.
Evaluasi kurikulum memegang
peran penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya,
maupun dalam pengambilan keputusan dalam kurikulum. Hasil-hasil evaluasi
kurikulum dapat digunakan oleh para pemegang kebijaksaan pendidikan dan para
pemegang kurikulum dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pemegang system
pendidikan dan pemegang model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi
kurikulum juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para
pelaksana pendidikan lainnya, dalam memahami dan membantu perkembangan siswa,
memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara
penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya.
Evaluasi kurikulum sulit dirumuskan
secara tegas, hal tersebut disebabkan beberapa faktor:
1.
Evaluasi kurikulum berkenaan
dengan fenomena-fenomena yang terus berubah
2.
Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang
berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan
3.
Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang
dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga berubah.
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua
disiplin yang berdiri sendiri. Ada pihak yang berpendapat antara keduannya
tidak ada hubungan, tetapi ada pihak lainyang menyatakan keduannya mempunyai
hubungan yang sangat erat. Pihak yang memandang ada hubungan, hubungan tersebut
merupakan hubungan sebab akibat. Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada
evaluasi kurikulum, sebaliknya perubahan evaluasi akan memberi warna pada
pelaksanaan kurikulum.
B.
Aspek – Aspek Evaluasi Kurikulum
1. Keterkaitan
Antara Evaluasi Kurikulum Dan Pengembangan Kurikulum.
a. Evaluasi kurikulum dan system kurikulum
a. Evaluasi kurikulum dan system kurikulum
Sebagai suatu bagian dari system
evaluasi pendidikan, secara fungsional evaluasi kurikulum merupakan bagian dari
system kurikulum. System kurikulum memiliki tiga fungsi pokok yaitu
pengembangan kurikulum, pelaksanaan kurikulum dan evaluasi efek system
kurikulum.
Evaluasi kurikulum minimal berfokus pada empat bidang
yaitu, evaluasi terhadap penggunaan kurikulum, desain kurikulum, hasil dari
siswa, dan system kurikulum.
b. Evaluasi kurikulum dan pengembangan kurikulum
Tylor berpendapat dalam buku Dasar-Dasar Pengembangan
Kurikulum,evaluasi kurikulum minimal terjadi dua kali yaitu pada awal dan akhir
pengembangan kurikulum agara dapat mengukur perubahan dalam jangka waktu
tersebut. Pengembangan kurikulum adalah proses yang meliputi kegiatan untuk
melaksanakan percobaan evaluasi, sehingga kekurangan yang ditemukan dapat
diperbaiaki untuk hasil yang lebih baik.
Konsep R.A Becher tentang pengembangan kurikulum dan
evaluasi kurikulum, pada mulanya bersifat deskriptif yaitu menekankan pada what
is it?, tetapi kemudian berkembang kepada yang bersifat preskriftif, yang
menekankan pada what ought to be.
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan
terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi juga meliputi rentang
yang cukup luas, mulai yang bersifat sangat informal sampai yang sanat formal.
Pada tingkat yang sangat informal evaluasi kurikulum berbentuk perkiraan,
dugaan atau pendapat tentang perubahan-perubahan yang dicapai oleh program
sekolah. Pada tingkat yang lebih formal evaluasi kurikulum meliputi pengumpulan
dan pencatatan data, sedangkan pada tingkat yang sangat formal berbentuk
pengukuran berbagai bentuk kemajuan kearah tujuan yang telah ditentukan.
C.
Prinsip-Prinsip Evaluasi Kurikulum
1.
Tujuan tertentu, artinya setiap program evaluasi
kurikulum terarah dalam mencapai tujuan yan telah ditentukan secara jelas dan
spesifik. Tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses
pelaksanaan evaluasi kurikulum
2.
Bersifat obyektif, artinya berpijak pada keadaan yang
sebenarnya, bersumber dari data yang nyata dan akurat, yang diperoleh melalui
instrument yang handal
3.
Bersifat komprehensip, mencakup semua dimensi atau
aspek yang terdapat dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum
harus mendapat perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum dilakukan pengambilan
keputusan
4.
Koopratif dan bertanggung jawab dalam perencanaan,
pelaksanaan dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan
tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalamproses pendidikan
seperti guru, kepala sekolah, orang tua bahkan siswa dan sebagainya
5.
Efisien, kkhususnya dalam penggunaan waktu, biaya,
tenaga, dan peralatan yang menjadi unsur penunjang. Oleh karena itu, harus
diupayakan agar hasil evaluasi lebih tinggi, atau paling tidak berimbang dengan
mateeril yang digunakan
6.
Berkesinambungan. Hal ini diperlukan mengingat
tuntutan dari dalam dan luar sekolah, yang meminta diadakannya perbaikan
kurikulum
D.
Prosedur Strategi Evaluasi
a. Evalusi kebutuhan dan Feasibility
Prosedur yang dapat dilakukan oleh
organisasi atau administrator tingkat pelaksana. Prosedur yang dilaksanakan
adalah
1. Merumuskan
tipe dan jenis mata pelajaran atau program yang sekarang sedang dismpaikani
2. Menetapkan
program yang dibutuhkan
3. Menilai data
setempat berdasarkan tes baku, tes intelengensi dan tes sikap yang ada
4. Menilai
riset yang telah ada baik riset setempat maupun riset tingkat nasional yang
sama atau berhubungan
5. Menetapkan
feasibility pelaksanaan program sesuai dengan sumber-sumber yang ada
6. Mengenali
masalah-masalah yang mendasari kebutuhan
7. Menentukan
proyek yang akan dikembangkan guna berkontribusi pada system sekolah
b. Evaluasi masukan
Evaluasi masukan melibatkan para
supervisor, konsultan dan ahli mata pelajaran yang dapat merumuskan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah ini harus dilihat dalam hubungannya dengan hambatan
(misalnya penerimaan pemecahan masalah tersebut oleh guru dan siswa) jadi,
evaluasi masukan menuju kearah pengembangan berbagai strategi dan prosedur,
yang dalam pembbuatan keputusannya sangat dibutuhkan informasi yang akuarat
selain itu masukan juga berusaha mengenali daerah permasalahan agar dapat
diawasi selam berlangsungnya implementasi
c. Evaluasi proses
Evaluasi proses adalah system
pengelolaan informasi dalam upaya membuat keputusan yang berkenaan dengan
ekspansi, kontraksi, modifikasi, dan klarifikasi strategi pemecahan atau
penyelesaian masalah. Dalam hal ini staff perpustakaan memainkan peran yang
sangat penting, karena mereka secara langsung melakukan monitoring terhadap
desain dan prosedur pelaksanaan, serta memberikan informasi tentang
kegiatan-kegiatan program
d. Evaluasi produk
Evaluasi ini berkenaan dengan
pengukuran terhadap hasil-hasil program dalam kaitannya dengan tercapainya
tujuan. Berbgai variable yang diuji bergantung pada tujuan, perubahan sikap, perbaikan
kemampuan dan perbaikan tingkat kehadiran. Dari evaluasi akan diperoleh data
dan informasi yang cukup valid serta dapat dipercaya dalam upaya pembuatan
keputusan dan program perbaikan.
E.
Model – Model Evaluasi Kurikulum
a. Evaluasi
model penelitian
Eksperimen lapangan dalam
pendidikan, dimulai pada tahun 1930, dengan menggunakan metode yang biasa
digunakan dalam penelitian botani pertanian. Para ahli botani pertanian
mengadakan percobaan untuk mengetahui produktivitas bermacam-macam benih.
Percobaan serupa juga dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh tanah, pupuk
dan sebagainya terhadap produktivitas suatu macam beih. Model eksperimen dalam
botani pertanian dapat digunakan dalam pendidikan, anak dapat disamakan dengan
benih sedangkan kurikulum serta berbagai fasilitas dan sistem sekolah dapat
disamakan dengan tanah dan pemeliharaannya. Untuk mengetahui tingkat kesuburan
benih (anak) serta hasil yang dicapai pada akhir program percobaan dapat
digunakan dengan tes (pre test dan post test).
Ada beberpa kesulitan yang dihadapi
dalam eksperimen tersebut, yaitu :
1. Kesulitan
administrative, sedikit sekali sekolah yang bersedia dijadikan sekolah
eksperimen
2. Masalah
teknik dan logis, yaitu kesulitan menciptakan kondisi kelas yang sama untuk kelompok-kelompok
yang diuji.
3. Sulit
mencampurkan guru-guru untuk mengajar pada kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol, pengaruh guru-guru tesebut sulit dikontrol
4. danya
keterbatasan mengenai manipulasi eksperimen yang dapat dilakukan.
b. Evaluasi model objektif (tujuan)
Dalam model objektif , evaluasi
merupakan bagain yang sangat penting dari proses pengembangan kurikulum. Para
evaluator juga mempunyai peranan menghimpun pendapat-pendapat orang luar
tentang inovasi kurikulum yang dilaksanakan. Kurikulum tidak dibandingkan
dengan kurikulum lain tetapi diukur dengan seperangkat tujuan khusus.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh
pengembang model objektif:
·
Adanya kesepakatan tentang tujuan-tujuan kurikulum
·
Merumuskan tujuan-tujuan tersebut dalam perbuatan siswa
·
Menyususn materi kurikulum yang sesuai dengan tujuan
tersebut
·
Mengukur kesesuaian antara perilaku siswa dengan hsil
yang diinginkan
c. Evaluasi campuran multivariasi
Evaluasi model perbandingan dan
model Tylor dan Bloom melahirkan evaluasi model campuran multivariasi, yaitu
strategi evaluasi yang menyatukan unsure-unsur dari kedua pendekatan
tersebut.
Langkah – langkah model multivariasi
tersebut adalah sebagai berikut:
·
Mencari sekolah yang bersedia dievaluasi atau diteliti
·
Pelaksanaan program. Bila tidak ada pencampuran
sekolah tekanannya pada partisipasi yang optimal
·
Sementara tim menyusun tujuan yang meliputi semua
tujuan dari pengajaran umpamanya dengan metode global dan metode unsure, dapat
disiapkan tes tambahan
·
Bila semua informasi yang diharapkan telah terkumpul,
maka mulailah pekerjaan computer
·
Tipe analisis dapat juga digunakan untuk mengukur
pengaruh bersama dari bebrapa variabel yang berbeda
Beberapa ksesulitan yang dihadapi dalam model campuran
multivariasi tersebut, yaitu:
·
Diharapkan memberi tes yang signifikan.
·
Terlalu banyaknya variabel yang perlu dihitung pada
suatu saat, kemampuan computer hanya sampai pada 40 variabel sedangkan dengan
model ini dapat dikumpulkan sampai 300 variabel
·
Meskipun model campuran multivariasi telah mengurangi
masalah kontrol berkenaan dengan eksperimen lapangan tetapi tetap menghadapi
masalah-masalah pembandingan.
F.
Peranan Evaluasi Kurikulum
Evalusi kurikulum dapat dilihat
sebagai proses sosial dan intittusi sosial. Proyek-proyek evaluasi yang dikembangkan
di Inggris umpamanya, juga di Negara-negara lain, merupakan intitusi sosial
mempunyai asal usul, sejarah, struktur serta interest sendiri. Beberpa
karakteristik dari proyek-proyek kurikulum yang telah dikembangkan di Inggris,
umpamanya
·
Lebih bekenaan dengan inovasi daripada dengan
kurikulum yang ada,
·
Lebih berskala nasional daripada lokal,
·
Dibiayai oleh Grant dari luar yang berjangka pendek
daripada oleh anggapan tetap,
·
Lebih banyak dipengaruhi oleh kebiasaan penelitian
yang bersifat psikomotorik dari pada oleh kebiasaan lama yang berupa penelitian
sosial.
Peran evaluasi kebijaksaan dalam
kurikulum khususnya pendidikan umumnya minimal berkenaan dengan tiga hal,
yaitu:
1. Evaluasi
sebagai judget, konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari
suatu evaluasi berisi suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan
selanjutnya. Hal ini mengandung dua pengertian, pertama evaluasi berisi suatu
skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek evaluasi dapat
dinilai. Kedua, evaluasi berisi suatu prangkat kriteria praktis berdasarkan
kriteria-kriteria tersebut suatu hasil yang dapat dinilai. Evaluasi kurikulum
bukan merupakan konsep tunggal, minimal meliputi dua kegiatan, Kegiatan yang
pertama mengumpulkan informasi, mungkin juga mengandung segi - segi nilai
(terutama dalam memilih sumber informasi dan jenis informasi yang dikumpulkan),
tetapi belum menunjukkan suatu evaluasi. Dalam kegiatan yang kedua, yaitu
menentukan keputusan menunjukkan suatu evaluasi, dasar perimbangan yang digunakan
adalah suatu perangkat nilai-nilai.
2. Evaluasi
dan penentuan keputusan,
Pengambil keputusan dalam
pelaksanaan pendidikan atau khususnya kurikulum sangat banyak, yaitu: guru,
murid, orang tua, kepala sekolah, para inspektur. Pengembang kurikulum dan
sebagainnya. Pada prinsipnya tiap individu tersebut membuat keputusan sesuai
dengan posisinya masing masing. Besar atau kecilnya peranan keputusan yang
diambil oleh seseorang sesuai dengan lingkup tanggung jawabnya serta lingkup
masalah yang dihadapinya pada suatu saat. Salah satu kesulitan yang dihadapi
dalam penggunaan hasil evaluasi bagi pengambilan keputusan adalah, hasil
evaluasi yang diterima oleh berbagai pihak pengambil keputusan adalah sama.
Masalah yang timbul adalah bahwa belum tentu keputusan yang diambil bermanfaat
bagi pihak lain, artinya suatu informasi mungkin lebih bermanfaat bagi pihak
tertentu tetapi belum tentu bermanfaat bagi pihak yang lain.
3. Evaluasi
dan konsensus nilai
Secara historis consensus nilai
dalam evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen.
Konsensus tersebut berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada
tujuan-tujuan khusus, pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral,
penggunaan analisis statistic dari pre test dan post test dan lain-lain. Model
tersebut mendapatkan beberapa kritik tetapi kritik atau kesulitan tersebut yang
paling utama adalah dalam merumuskan tujuan-tujuan khusus yang dapat diterima
oleh seluruh partisipan evaluasi kurikulum serta perencanaan kurikulum. Juga
diantara partisipan harus ada persetujuan tentang tujuan-tujuan yang paling
penting.
Para
partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri atas: orang tua, murid,
guru, pemgembang kurikulum, administrator, ahli politik, ahli ekonomi,
penerbit, arsitek, dan sebagainnya. Pernah dimimpikan para partisipan tersebut
merupakan suatu kelompok yang homogen sebagai pengambil keputusan atas hasil
penelitian, tetapi beberapa pengalaman menunjukkan bahwa hal itu tidak mungkin.
Mereka mempunyai sudut pandang, kepentingan nilai-nilai serta pengalaman
tersendiri. Kesatuan penilaian hanya dapat dicapai melalui suatu
konsensus.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang
berdiri sendiri. Ada pihak yang berpendapat antara keduannya tidak ada
hubungan, tetapi ada pihak lainyang menyatakan keduannya mempunyai hubungan
yang sangat erat. Pihak yang memandang ada hubungan, hubungan tersebut
merupakan hubungan sebab akibat. Perubahan dalam kurikulum berpengaruh pada
evaluasi kurikulum, sebaliknya perubahan evaluasi akan member warna pada
pelaksanaan kurikulum.
Keterkaitan Antara Evaluasi Kurikulum Dan
Pengembangan Kurikulum yaitu Evaluasi kurikulum dan system kurikulum,
Evaluasi kurikulum dan pengembangan kurikulum. Prosedur
Strategi Evaluasi terdiri dari Evalusi kebutuhan, Evaluasi masukan,
Evaluasi proses dan Evaluasi produk. Model
– Model Evaluasi Kurikulum terdiri dari Evaluasi model penelitian,
Evaluasi model objektif (tujuan) dan Evaluasi campuran multivariasi. Peranan Evaluasi Kurikulum meliputi Evaluasi sebagai judget, Evaluasi dan
penentuan keputusan dan Evaluasi dan konsensus nilai.
B.
Saran
Sebaiknya
guru harus bisa dalam mengevaluasi kurikum dengan mernggunakan model yang
sesuai untuk menunjang kualitas pendidikan. dan setelah mengevaluasi maka harus
bisa dalam perbaikan-perbaikan
DAFTAR PUSTAKA
1. Hernawan.asep
herr, dkk. 2010.Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:Universitas
Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar