Rabu, 31 Oktober 2012

RAJIN MENABUNG



Budi adalah anak dari bapak Kasdi dan ibu Marni, dia anak bungsu dari dua bersaudara, Kakaknya bernama Adi. Budi sekarang masih duduk di bangku SD kelas empat, sedangkan kakaknya sudah SMP kelas satu. Rudi tinggal di desa ayem kabupaten semarang dengan keluarga sederhana, Bapaknya seorang petani dan ibunya tidak bekerja, biasanya ibunya membantu bapak budi di lading, begitu juga budi sering membantu orangtuanya.selain itu budi juga pandai dan rajin shalat, tidak seperti kakaknya yang pemalas dan boros. Setiap hari budi mendapat uang saku dari orang tuanya, kakak budi pun juga mendapa, walaupun budi mendapat saku tetapi di sekolah dia tidak pernah jajan, uang saku dari orang tuanya ditabung diguru kelasnya untuk saku piknik pada kenaikan kelas enam, bahkan budi tidak pernah jajan. Setiap hari pada waktu jam istirahat dia pergunakan waktu untuk membaca buku, sedangkan teman-teman yang lain jajan di kantin. Pada suatu hari salah satu teman rudi bernama reza mengejeknya “ dasar kutu buku, tidak pernah jajan “ . Budi hanya bisa diam saja bahkan sesekali meneteskan air matanya. Pak Joni selaku kepala sekolahnya melihat dan mendekati Budi  lalu bertanya” ada apa budi, temanmu mengejek kamu? Apa ada masalah kamu dengan temanmu, lalu mengapa mata kamu memerah, seperti baru menangis saja. “ tidak ada apa-apa pak, reza mengejek karena saya tidak pernah jajan, Jawab budi. Pak joni bertanya lagi “ lho mengapa kamu tidak jajan, apa kamu tidak pernah diberi saku oleh orang tua kamu?”. Joni pun menjawab dan member penjelasan kepada pak joni bahwa uang saku yang diberi orang tuanya selalu ditabung. Pak joni pun diam sejenak, bangga dengan budi yang sering menabung.Hari demi hari budi menabung dengan semangat, walaupun sekali-kali ada rasa untuk jajan tetapi budi tahan demi mendapatkan uang untuk saku piknik liburan kenaikan kelas enam nanti.
            Pada waktu kenaikan kelas, rudi naik kelas lima dengan nilai bagus, dan mendapat uang saku dari guru kelasnya karena budi ranking satu. Uang tersebut tidak dipergunakan budi untuk jajan melainkan ditabung. Di kelas lima pun budi masih menabung seperti apa yang dia lakukan pada waktu kelas empat. Setahun kemudian budi mengikuti tes kenaikan kelas, budi pun naik kelas enam dan liburan pun sudah mulai datang, seperti dalam agenda tahunan bahwa liburan kelas enam akan diadakan piknik, dan ternyata piknik tersebut ke kabupaten magelang, tepatnya di candi Borobudur, cabdi prambanan dan ke malioboro yang akan di laksanakan lima hari lagi, dan biaya pikniknya sebesar lima ratus ribu rupiah. Setelah pulang sekolah rudi meminta izin pada orangtuanya untuk mengikuti piknik tersebut, tetapi ibu budi menjawab dengan berat hati “ iya nak ibu usahakan mencari uang karena orangtua budi sudah tidak punya uang, sudah untuk pembayaran ujian sekolah kakak budi. Tidak lama kemudian bapak budi pulang dari ladang, dan menuju kamarmandi untuk membersihkan diri,  kemudian ibu rudi menghampiri dan berbicara kepada bapak budi, “ pak, bagaimana ini,, budi sudah mau piknik sedangkan kita sudah tidak ada uang simpanan lagi, ada uang hanya cukup untuk makan satu minggu?  Bapak budi pun menjawab “ bagaimana bu, apa kita mencari pinjaman saja untuk membayar pikniknya budi? “ ibupun menyaut “ iya pak kita harus mencari pijaman.
            Hari demi hari apak budi mencari pinjaman , tetapi tidak mendapatkan hasil. Bahkan sampai hari piknik kurang satu hari. Orangtua budi semakin cemas dan bingung, karena seandainya orangtyua budi tidak mendapatkan uang dia tidak bisa mengikuti piknik. Dan pada akhirnya orangtua rudi membicarakanya kepada budi di kamarnya“ ibu : budi maafkan ibu dan bapak ya, karena ibu tidak berhasil mencari pinjaman uang untuk membayar piknik kamu? “ iya bu, tidak apa-apa “ jawab rudi dengan memandang ke tanah. Bapak  “ kamu tidak apa-apa kan nak seandainya tidak ikut piknik, bapak sudah berusaha kesana kemari, tetapi tidak mendapat hasil” , budi pun menjawab “ saya bisa ikut kok pak, bu,  karena saya mempunyai tabungan yang cukup untuk membayar pikniknya “ kemudian orangtua budi secara bersama-sama bertanya “ kamu dapat uang dari mana nak ? rudi pun menjawab “ saya menabung mulai dari kelas empat bu,” kemudian bapak dan ibunya memeluk budi. Orangtuanya bangga karena rudi bisa mengikuti piknik dengan uang sendiri. Keesokan harinya budi membayar uangnya, dan uang tabunganya sisa lima piluh ribu rupiah. Setelah itu budi meminta supaya ibu membuatkan bekal makanan untuk saku rudi pergi piknik.
            Hari piknikpun tiba, setelah shalat subuh budi bersiap-siap untuk pergi piknik, budi pamitan pada orangtuanya yang sedang duduk-duduk di ruang tamu. Taklama kemudian teman-teman budi menghampirinya dan berangkat ke sekolah untuk pengkondisian. Dihalaman sekolah pengkondisian dipimpin oleh kepala sekolah, dan taklama kemudian bus pun datang dan anak-anak kelas enam naik, diperjalanan teman-teman budi membicarakan uang saku yang diberi orangtuanya,   budi pun hanya bisa diam saja tidak berani cerita, tetapi dia senang karena sudah dibuatkan bekal makanan oleh ibunya, perjalanan piknikpun menjadi nyaman……..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar