MAKALAH
Pengelolaan, Pengelompokkan Siswa, Penataan Ruang,
Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pendidikan Kelas Rangkap
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Kelas Rangkap
Dosen Pengampu : Ibu Arini Esti Astuti
Disusun Oleh
Fajar Setiawan 1401410414
Sukarno 1401410183
M. Aunur Rofiq 1401410320
Yoga W Herlambang 1401410234
Oktafian Endi 1401410267
Rombel
12
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
PEMBUKA
A. Latar Belakang
Dalam
pengelolaan kelas rangkap guru biasanya belum begitu mengerti cara pengelolaan
kelas yang meliputi pengelolaan siswa dalam proses pembelajaran dan kaitannya
dengan interaksi karena lebih menekankan pada kondisial siswa kelas rangkap
asal tujuan pembelajaran tercapai dengan baik dengan menghiraukan
komponen-komponen tersebut. Padahal komponen-komponen seperti pengelolaan
siswa, penataan ruang, pemanfaatan sumber dan media belajar sangat dibutuhkan
untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar supaya peserta didik lebih
mudah mengerti, memahami, dan mempunyai pembelajaran yang berkesan.
Pemanfaatan
sumber belajar dalam kaitannya kelas rangkap masih dinilai sangat kurang karena
sudut pandang di Indonesia bahwa apabila suatu sekolah terdapat kelas rangkap
secara tidak langsung berati kekurangan dalam berbagai sarana prasarana seperti
tenaga pengajar, ruang kelas, fasilitas penunjang dll. Dalam pembalajranpun
guru dihadapkan pada pendekatan kondisial seadanya tanpa menggunakan aturan
yang sesuai pengelolaan yang baik guna mengefektifkan dan efisien dalam biaya,
tempat, dan tenaga.selain itu komponen lain seperti model-model PKR dan
pengelompokkan siswa juga masih jauh dari kata dikondisikan untuk memungkinkan
proses pembelajaran yang benar-benar aturan standar pembelajaran kelas rangkap.
Oleh sebab
itu kita sebagai calon guru SD yang dihadapkan kemungkinan besar akan menjumpai
tuntutan pengajaran kelas rangkap apalagi yang ditempatkan pada daerah yang
terluar, terdepan, dan tertinggal seperti di daerah NTT, Papua, Aceh dll maka
seorang guru yang profesional harus mengetahui bagaimana pengelolaan kelas
rangkap yang baik dan sesuai aturan standar guna siswa tidak terlantar dan
mencapai tujuan pembelajaran dengan sesuai harapan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah
cara pengelolaan siswa dalam kelas rangkap ?
2.
Bagaimanakah
penataan ruang dalam kelas rangkap ?
3.
Bagaimanakah
pemanfaatan sumber belajar dalam kelas rangkap ?
PEMBAHASAN
A. Pengelolaan dan Pengelompokan Siswa Kelas Rangkap
Dalam
pelaksanaan PKR pengelompokan siswa merupakan suatu keharusan guna menjamin
proses belajar siswa agar tetap efektif. Mengenai pengelompokan belajar siswa
ini terdapat beberapa cara yang dapat dipilih sesuai kebutuhan
1. Pengelompokan siswa atas dasar
rombongan belajar
Dengan cara ini kelas
I, II, III, IV, V, dan VI masing-masing diperlakukan sebagai suatu kesatuan.
Artinya bila PKR dilaksanakan di satu ruang misalnya kelas III, IV, dan V, di
dalam ruangan itu terdapat tiga kelompok siswa sesuai kelasnya. Pengelompokan
ini bersifat formal sesuai dengan setatus administratif siswa.
2. Pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan homogen
Dengan cara ini siswa
dikelompokan bukan atas dasar kelas tetapi atas dasar kemampuan sesuai hasil
tes kemampuan atau catatan prestasi sebelumnya. Berdasarkan hasil tes tersebut
siswa dikelompokan ke dalam siswa kelompok diatas rata-rata, rata-rata, dan
dibawaah rata-rata.
3. Pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan campuran
Dengan cara ini siswa
dikelompokan atas dasar bakat dan keterampilanya dalam berbagai bidang yang
diperlukan untuk menangani suatu proyek belajar misalnya “pembuatan peta”,
“memasak suatu jenis makanan dengan menu tertentu”, dan melakukan suatu
percobaan. Dalam sebuah kelompok diperlukan sejumlah siswa dengan berbagai
kemampuan, bakat, dan minat, agar proyek belajar itu benar-benar dapat
ditangani secara bersama-sama dengan pembatasan sessuai dengan kemampuan bakat
dan minatnya.
4. Pengelompokan siswa berdasarkan
kesamaan usia
Pengelompokan ini
bertolak dari anggapan dasar bahwa kelompok siswa yang usianya sama memiliki
kemampuan dan kecepatan belajar yang kurang lebih sama. Seperti diketahui bahwa
siswa dalam suatu rombongan belajar atau kelas di SD terdiri atas siswa dalam
kelompok usia tertentu misalnya kelas satu terdiri atas siswa berusia 6-7 tahun,
kelas II berisi siswa berusia 7-8 tahun
dan sebagainya.
5. Pengelompokan siswa berdasarkan
kompatibilitas siswa
Cara ini bertolak dari
kenyataan bahwa secara sosial siswa memiliki kelompok atas dasar pertemanan
yang saling menyukai karena sering berangkat bersama, tempat tinggal
berdekatan, atau duduk dikelas selalu bersama. Secara insidental pengelompokan
ini dapat digunakan sesuai kebutuhan pembelajaran misalnya dalam tugas
pembuatan denah tempat tinggal di lingkungan rukun warga, desa atau kompleks
perumahan.
6. Pengelompokan siswa berdasarkan kebutuhan
pembelajaran
Cara ini digunakan
untuk mendukung pencapaian tujuan dari pembelajaran suatu topik dengan
modelpembelajaran tertentu. Misalnya dalam simulasi atau bermain peranatau
permainan siswa dikelompokan sesuai dengan tugas dan peran yang harus dilakukan
pada saat itu.
Dalam kondisi
pendidikan dasar di indonesia pada saat ini yang secara formal terdapat
pengorganisasian siswa atas rombongan belajar atau kelas, cara pertama yakni
pengelompokan atas dasar kelas merupakan pengelompokan yang bersifat tetap
secara administratif. Sedang cara kedua sampai dengan cara keenam dapat
digunakan secara bergantian sesuai dengan kebutuhan dalam proses pembelajaran.
Dengtan penerapan PKR semua cara tersebut sangat terbuka dan memungkinkan untuk
digunakan.
B. Penataan
Ruang dan Pengelolaan Kelas
Penerapan PKR dalam satu ruangan memerlukan penataan
ruang yang lebih kompleks dari pada PKR dalam dua atau tiga ruangan. Dilihat dari sudut fasilitas
ruangan terdapat tiga situasi yakni PKR dalam satu ruangan, dua ruangan, dan
tiga ruangan. Untuk mewadahi prinsip-prinsip pengelolaan PKR sebagaimana telah
dibahas, dikembangkan contoh ruangan tiga dengan model interaksi dan penataan
sebagai berikut:
1. PKR
221 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Satu Ruangan
2. PKR
222 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan
3. PKR
333 : Tiga Kelas, Tiga Mata Pelajaran, Tiga Ruangan
Model
PKR 221
Dalam
model PKR 221, guru nmenghadapi dua kelas contohnya dalam kelas V dan kelas VI,
untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik sumber daya alam di kelas V, dan
mata pelajaran IPS di kelas VI. Kedua topik memiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam satu rusangan.
Langkah-langkah
menerapkan model ini adalah sebagai berikut:
1. Pada
kegiatan pendahuluan +10 menit pertama berikan pengantar dan pengarahan dalam
satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua.
Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas V dan VI. Ikuti
dengan langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan ditempuh selama
pertemuan itu +80 menit.
2. Pada
kegiatan inti +60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai untuk
masing-masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai keperluan. Gunakan ketrampilan dasar yang sesuai.
3. Pada
kegiatan penutup +10 menit terakhir berdirilah di depan kelas menghadapi kedua
kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang berlaku. Berikan
komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut
berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya.
Model
PKR 222
Dalam
model PKR 222 guru menghadapi dua kelas, dalam hal ini kelasn V dan VI, untuk
mengajar mata pelajaran matematika topik bangun ruang di kelas V dan mata
pelajaran IPA topik tumbuhan hijau di kelas VI. Kedua topik tidak memiliki
saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan
berdekatan yang terhubung dengan pintu.
Dalam menerapkan model
ini ikuti petunjuk sebagai berikut.
1. Pada
kegiatan pendahuluan +10 menit pertama satukan murid kelas V dan VI dalam satu
ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum
seperti dilakukan dalam pendahuluan model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin
menyatukan murid kelas V dan VI dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan
sekolah sambul berdiri. Bila cara kedua masih tidak mungkin biarkan murid kelas
V dan VI duduk dalam ruangan masing-masing. Berdirilah, di pintu penghubung
ruang kelas V dan VI. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara
berselang-selang untuk kelas V kemudian kelas VI atau sebaliknya.
2. Pada
kegiatan inti +60 menit berikutnya terapkan aneka metode yang sesuai dengan
masing-masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada saat guru
sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satunya lagi tidak ada kegiatan
sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang
artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat guru berdiri di
pintu penghubung.
3. Pada
kegiatan penutup +10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi
kedua kelas untuk mengadakan reviu umum mengenai materi dan kegiatan yang baru
berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan
tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas. Kemukakan hal-hal yang
perlu disiapkan untuk jam berikutnya.
4. Sebagai
catatan, untuk model 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung .
Pengelolaan PKR 222
memang agak lebih rumit dari pada PKR 221. Dapat dipahami dengan berkumpul
dalam satu ruangan seperti dalam PKR 221 perhatikan guru tanpa penghalang.
Model PKR 221 sangat cocok untuk dua materi yang saling berkaitan. Sedang model
PKR 222 sangat cocok untuk materi pelajaran yang sangat berkaitan dan
memerlukan perhatian khusus dari masing-masing kelas.
Model
PKR 333
Dalam
model PKR 333, guru menghadapi tiga kelas, dalam hal ini kelas IV, V dan VI,
untuk mengajar pelajaran yang berbeda.. di kelas IV mata pelajaran IPS dengan
topik penduduk, di kelas V IPA dengan topik mahluk hidup dan lingkungan, dan di
kelas VI matematika dengan topik pecahan. Ketiga topik tidak ada kaitanya
secara langsung. Proses pembelajaran berlangsung dalam tiga ruangan berjejer
yang satu sama lain terhubungkan dengan pintu penghubung.
Dalam menerapkan model
ini guru perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut
1. Pada
kegiatan pendahuluan +10 menit pertama kumpulkan murid kelas IV, V, VI di salah
satu ruang yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan
seperti yang dilakukan model PKR 222. Bila tidak mungkin menyatukan murid
ruangan, kumpulkan murid kelas IV, V, dan VI dihalaman berbaris per kelas
seperti dalam upacara bendera. Berikan pengantar dan pengarahan serta prosedur
kegiatan belajar yang akan dijalani pada pertemuan itu
2. Pada
kegiatan inti +60 menit terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka
sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja murid dean atau lembaga
tugas murid sangat dianjurkan agar kegiatan belajar murid lebih bersifat
mandiri.
3. Pada
kegiatan penutup +10 menit terakhir adalah reviw untuk dua kelas dengan
menempatkan guru di pintu penghubung ruang satu dan dua atau ruang dua dan
tiga. Berikan penguatan dan tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu anda
berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan kegiatan penutupan seperti di dua
ruangan sebelumnya.
C. Pemanfaatan
Sumber Belajar
Sesuai dengan prinsip khusus PKR yang antara lain
menekankan pada perlunya pemanfaatan sumber belajar secara optimal, maka sudah
seharusnya disadari perlunya memahami, dan memanfaatkan lingkungan belajar
secara optimal. Lingkungan belajar mencakup dua kelompok
1. Sarana
dan prasarana seperti ruangan, tempat duduk (meja, kursi atau bangku dan papan
tuliskan)
2. Sumber
belajar yang mencakup segala seperti manusia, benda, alam semesta, masyarakat,
kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada
siswa dalam belajar.
Bila dorinci, sumber
belajar meliputi hal-hal sebagai berikut
1. Lingkungan
sosial atau manusia
2. Lingkungan
hidup seperti flora dan fauna
3. Lingkungan
alam
4. Lingkungan
budaya
5. Lingkungan
religius
Kelima
unsur lingkungan tersebut berpotensi memberi stimulus atau rangsangan belajar
kepada siswa. Karena itu siswa dapat belajar dari manusia lain yakni guru,
siswa lain, orang tua dan anggota masyarakat lainya. Stimulus yang dapat
diterima dari manusia lain adalah informasi, petunjuk, nasihat, contoh,
teguran, pertanyaan, pendapat, kritik, pujian, harapan, permintaan, tugas,
perintah, pembenaran, dan ketrampilan.
Dari lingkungan hidup
flora dan fauna siswa dapat memperoleh informasi faktual melalui pengamatan
(melihat, mendengar, membau, meraba dan merasa), analisis dan penyimpulan hasil
pengamatan dan analisis.
Dari lingkungan budaya
siswa dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, melalui
partisipasi, peniruan, pembelajaran, pelatihan, adaptasi, pengamatan, analisis,
dan penyimpulan hasil pengamatan dan analisis.
Dari lingkungan
religius siswa dapat memperoleh keyakinan, keimanan, dan ketaqwaan, sikap,
pengetahuan, norma, nilai, moral, semangat melalui partisipasi, pembelajaran,
adaptasi, perenungan, pengamatan alam semesta dan pelaksanaan ritual atau
ibadah.
Dalam
pelaksanaan PPKR berbagai jenis sumber belajar seyogyanya dimanfaatkan secara
optimal untuk memicu, memacu, memelihara, dan meningkatkan proses belajar.
Untuk itu berbagai metode, dan teknik perlu digunakan untuk mendorong dan
memberi kemudahan siswa sehingga siswa tahu, mau, mampu, dan terbiasa belajar
dari manusia lain, bahan belajar tertulis, bahan belajar terekam, bahan belajar
tersiar, alam sekitar, dan masyarakat
masyarakat.
PENUTUP
A.
Simpulan
Kaitannya dengan pengelolaan
dalam kelas rangkap seorang guru harus memperhatikan komponen-komponen
pembelajaran yang meliputi :
A
Pengeelompokkan
siswa.
1. Pengelompokan siswa atas dasar
rombongan belajar
2. Pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan homogen.
3. Pengelompokan siswa berdasarkan
kemampuan campuran
4. Pengelompokan siswa berdasarkan
kesamaan usia
5. Pengelompokan siswa berdasarkan kompatibilitas
siswa
6. Pengelompokan siswa berdasarkan kebutuhan
pembelajaran
B Penataan
Ruang dan Pengelolaan Kelas
Penerapan PKR dalam
satu ruangan memerlukan penataan ruang yang lebih kompleks dari pada PKR dalam
dua atau tiga ruangan. Dilihat
dari sudut fasilitas ruangan terdapat tiga situasi yakni PKR dalam satu
ruangan, dua ruangan, dan tiga ruangan.
C Pemanfaatan
Sumber Belajar
1. Sarana
dan prasarana seperti ruangan, tempat duduk (meja, kursi atau bangku dan papan
tuliskan)
2. Sumber
belajar yang mencakup segala seperti manusia, benda, alam semesta, masyarakat,
kepustakaan, dan hasil kebudayaan yang berpotensi memberi informasi kepada
siswa dalam belajar.
Daftar
Pustaka
Wardhani,
IGK. 1998. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap; Buku Materi Pokok 1. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Djalil,
Aria, dkk. 1998. Pembelajaran Kelas Rangkap, Modul PGSD. Jakarta:
Depdiknas.
Wardhani,
IGK. 1998. Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap; Buku Materi Pokok 1.
Jakarta: Universitas Terbuka.
bagus
BalasHapusbagus
BalasHapus