PENGEMBANGAN
MUATAN LOKAL SD 1 KRIKIL
LAPORAN OBSERVASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Empat Mata Kuliah Pengembangan
Kurikulum Muatan Lokal
Dosen Pengampu : Ibu Sri Susilaningsih
Oleh :
FAJAR SETIAWAN
1401410414
Rombel : 06
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan
Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari
arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap daerah di Indonesia
sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak kehidupannya. Perbedaan
kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu, begitu juga pendidikan
pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan terbagi dalam tiga
kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun ke masyarakat sekolah, keklompok
yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat tinggalnya dan kelompok
yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di sekitarnya.
Muatan Lokal atau yang biasa disebut
Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan
dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta
kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas).
Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan masyarakat
di setiap derah berbeda. pembelajaran mulok haruslah sesuai dengan potensi alam
di daerahnya. Di daerah Kendal banyak sekali lahan subur, di dataran rendah
banyak ditanami tembakau, di daratan bukit banyak terdapat tanaman padi dan jambu
biji, serta di daerah pegunungan juga terdapat tanaman tembakau. Di daerah SD N
01 Krikil potensi daerah yang sangat bagus adalah pertanian jambu, banyak
sekali ladang yang ditanami jambu, kebanyakan para petani jambu menjual panenan
tanpa diolah menjadi barang yang nilainya lebih tinggi. Di SD N 01 Krikil terdapat beberapa muatan
lokal diantaranya bahasa inggris, bahasa jawa, kerajinan tangan dan baca tulis
alquran. namun dari beberapa pelajaran muatan lokal tersebut belum ada keterkaitan
dengan potensi alam. Maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam pelajaran
mulok yaitu dengan pelajaran pertanian jambu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kurikulum muatan lokal di SD 01 Krikil?
2. Bagaimana cara mengembangkan muatan lokal di
SD N 01 Krikil?
C. Tujuan
1. Mengetahui kurikulum
muatan lokal di SD 01 Krikil
2. Mengetahui cara
mengembangkan muatan lokal di SD N 01 Krikil
D. Manfaat
Manfaat observasi yaitu membekali
mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa jurusan kependidikan pada khususnya untuk
memahami pembelajaran muatan lokal yang sesuai serta memahami bagaimana
mengembangkan muatan lokal yang ada menjadi sebuah inovasi baru yang konteksnya
menuju pada tujuan muatan lokal itu sendiri.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Muatan Lokal
1. Pengertian muatan lokal
Muatan Lokal adalah suatu program pendidikan dan
pengajaran yang dimaksudkan untuk menyesuaikan isi dan penyampaiannya dengan
kondisi masyarakat di daerahnya. Jika ditelaah lebih dalam, pengertian muatan
lokal ada dua yakni isi dan media program pendidikan, isi yang
dimaksud adalah isi materi pembelajarannya sedangkan media adalah cara
penyampaian pembelajarannya.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan
lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada
Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata
pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak
terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah
lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang
bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional
sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum
nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan
harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahawa dalam satu
tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Kurikulum muatan lokal merupakan satu kesatuan dari
kurikulum nasional jadi masuknya muatan lokal tidak berarti mengubah kurikulum
yang sudah ada, artinya ditinjau dari bidang studi yang telah ada dalam
kurikulum nasional tetap digunakan dan dijadikan rujukan dalam memasukkan bahan
pengajaran muatan lokal. Dengan demilkian sifat dari muatan lokal adalah
memperkaya dan mengembangkan pokok bahasan dalam bidang studi sesuai lingkungan
alam sosial budaya masyarakat setempat. Oleh sebab itu isi program pendidikan
muatan lokal bisa berupa bahan pengajaran dari masyarakat setempat, bisa juga
media dan strategi untuk memajukan dan mengembangkan daerah tersebut yang
berdampak baik bagi perkembangan pendidikan nasional.
Tujuan Muatan Lokal
Tujuan pendidikan nasional dan tujuan lembaga
pendidikan tetap jadi kerangka acuan bagi pelaksanaan Muatan Lokal, maka dari
itu isinya tidak tidak mengubah esensi pendidikan nasional. Muatan lokal
merupakan pengaya kurikulum nasional, dengan demikian tujuannya adalah
memperkaya dan memperluas pendidikan nasional namun tidak boleh bertentangan
dengan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan utama masuknya muatan lokal dalam kurikulum
nasional hanya untuk menyelaraskan materi yang diberikan kepada siswa sesuai
dengan kondisi lingkungannya, mengoptimalkan sekaligus menanamkan nilai budaya
daerah tersebut kepada siswa dengan harapan budaya dan perkembangan daerah
tersebut akan maju dan berdampak positif bagi kemajuan perkembangan pendidikan
nasional. Selengkapnya, tujuan diadakannya Muatan Lokal adalah sebagai berikut:
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan
alam, sosial, dan budayanya.
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan
masyarakat pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan
nilai-nilai/aturanaturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional.
Muatan lokal mempunyai persyaratan agar menjadi
kesatuan dalam kurikulum nasional, yaitu:
1) Kekhasan lingkungan alam dan budayanya
2) Menunjang pembangunan daerah tersebut dan
pembangunan nasional tentunya
3) Sesuai dengan kemampuan peserta didik
4) Disetujui
dan didukung oleh pemerintah setempat atau masyarakat dalam seluruh aspek program
tersebut
5) Tersedianya tenaga pengelola (tenaga kependidikan)
pelaksana dan sumber lainnya
6) Dapat dilaksanakan dan dikembangkan secara baik
oleh para pengelola
7) Sesuai dengan kemajuan dan inovasi pendidikan,
kebutuhan masyarakat dan minat peserta didik
3. Muatan lokal diperlukan
Mengacu pada judul tersebut, muatan lokal pasti sangat
diperlukan, apalagi untuk kemajuan daerah yang otomatis berdampak baik bagi
kemajuan nasional, untuk itu muatan lokal sangat diperlukan sebagai bentuk
pengembangan tersebut. Ditinjau dari subyek penerima muatan lokal, muatan lokal
sangat diperlukan, secara nasional muatan lokal diperlukan untuk: Pelestarian
budaya, Pengembangan kebudayaan dan Pengubahan
sikap lingkungan terhadap lingkungan.
Dilihat dari kewajiban sekolah muatan lokal harus
diberikan karena: Sebagai tanggung jawab sekolah, memberikan pendidikan
lingkungan dan memenuhi kebutuhan murid dan pembangunan masyarakat.
Ditinjau dari sudut murid (peserta didik) muatan lokal
diberikan karena: Mengakrabkan murid dengan lingkungan, melatih murid berpikir
analitis, dapat mengembangkan potensi murid
B. Pengembangan Muatan Lokal
1. Pengembangan muatan lokal
Landasan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal adalah
sebagai berikut:
a. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
b. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
c. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
d. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
e. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan
f. Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang
pelaksanaan
g. Permendiknas No. 22 dan 23/2006
h. Permendiknas No. 41 Thn 2007 tentang Standar Proses
i. Permendiknas No. 24 Thn 2007 tentang Standar Sarana
dan Prasarana
j. Permendiknas No. 19 Thn 2007 tentang Standar
Pengelolaan
k. Permendiknas No. 20 Thn 2007 Standar Penilaian
Pendidikan
Selain itu juga tingkat kemampuan berpikir anak dari
konkrit ke abstrak dan tingkat rasa penasaran insting anak menjadi dasar
pengembangan muatan lokal. Keanekaragaman budaya juga merupakan dasar
pengembangan muatan lokal, karena Indonesia mempunyai beragam budaya bangsa yang
semuanya mempunyai corak khusus dan khas.
2. Pola Pengembangan Muatan Lokal
a. Pendekatan politik
Pendekatan politik bertolak pada asumsi bahwa
pelajaran mempunyai otonomi masing masing. Sehingga mata pelajaran dipandang
sebagai suatu sistem yang mempunyai komponen ciri, tujuan, metode tertentu.
Cara yang ditempuh adalah:
1) Membentuk suatu disiplin tersendiri
Intinya muatan lokal menjadi semakin sama dengan mata
pelajaran lainnya karena kebutuhan dari daerah itu sendiri.
2) Mengisikan dan mengaitkan secara okasional
Muatan lokal hanya sebagai tampilan saja, tidak
teratur dan sistematis, caranya adalah dengan memasukkan pada mata pelajaran
yang sudah tersedia.
b. Pendekatan terpadu
Pendekatan ini beranggapan bahwa semua mata pelajaran
merupakan satu kesatuan, saling terpadu dan berhubungan satu sama lain. Hal
tersebut sejalan dengan memasukkan muatan lokal dalam kurikulum yang berlaku,
caranya:
1) Membentuk gagasan pokok
Guru dapat menyusun gagasan pokok yang bersumber dari
kehidupan masyarakat sebagai inti program muatan lokal.
2) Mengaitkan pokok bahasan dengan pola kehidupan
Guru mempelajari GBPP kemudian mengambil pokok atau
sub bahasan yang mungkin dapat dikaitkan dengan gagasan pokok dalam kehidupan
masyarakat.
c. Pendekatan disiplin ganda
Pendekatan ini akan memodifikasi kurikulum yang
berlaku dan membangun baru.
3. Dasar pengembangan muatan lokal
Satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas
kepada peserta didik tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui
pembelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah.
Standar Isi yang disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mengakomodasi
beranekaragam jenis muatan lokal yang dilaksanakan pada masing-masing satuan
pendidikan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Oleh karena
itu, satuan pendidikan harus menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL), standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), perangkat
pembelajaran (Silabus dan RPP), serta perangkat penilaian, dan menetapkan
kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk muatan lokal yang dilaksanakan.
Ada dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu :
a. Pengembangan untuk jangka jauh
Agar para siswa dapat melatih keahlian dan ketrampilan
yang sesuai dengan harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga,
masyarakat dan akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Oleh karena
itu perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus direncanakan secara
sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara
pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal
disekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan secara
kontinyu disekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi disekolah menengah
atas.
b. Pengembangan untuk jangka pendek
Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat
dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal
kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat.
Dalam Pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :
a. Perluasan muatan lokal
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di daerah
itu yang terdiri dari berbagai jenis jenis muatan lokal misalnya : pertanian,
kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan
sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal
sedang pendalamanya dilaksanakan pada periode berikutnya.
b. Pendalaman muatan lokal
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang sudah ada
kemudian diperdalam samapai mendalam, misalnya masalah pertanian dibicarakan
dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara, mengembangkan,
pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu pelajaran ini diberikan pada siswa
yang telah dewasa.
c. Berhasil atau tidaknya pengembangan disekolah
tergantung pada : Kekreatifan guru, kesesuaian program, ketersediaan sarana dan
prasarana, cara pengeloaan, kesiapan siswa,
partisipasi masyarakat setempat, pendekatan kepala sekolah dengan nara
sumber dan instansi terkait.
Dalam pengembangan Kurikulum Mulok, guru perlu
menempuh tiga langkah, yaitu (1) menyusun perencanaan Mulok, (2) melakukan
pembinaan Mulok, dan (3) melakukan pembinaan Mulok. Ketiga langkah tersebut
diuraikan sebagai berikut.
1. Menyusun Perencanaan Mulok
1. Menyusun Perencanaan Mulok
Dalam menyusun perencanaan Mulok, guru memperhatikan
beberapa komponen, yaitu sumber belajar, pengajar, metode, media, dana, dan
evaluasi. Dalam merencanakan bahan Mulok yang akan diajarkan, guru melakukan
beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Mengidentifkasi segala sesuatu yang memungkinkan untuk dijadikan bahan Mulok.
b. Menyeleksi bahan Mulok dengan kriteria: (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik, (2) tidak bertentang dengan Pancasila dan peraturan adat yang berlaku, (3) ada nara sumber, baik di dalam maupun di luar sekolah, dan (4) bahan ajar tersebut sesuai dengan ciri khas daerah tertentu.
a. Mengidentifkasi segala sesuatu yang memungkinkan untuk dijadikan bahan Mulok.
b. Menyeleksi bahan Mulok dengan kriteria: (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik, (2) tidak bertentang dengan Pancasila dan peraturan adat yang berlaku, (3) ada nara sumber, baik di dalam maupun di luar sekolah, dan (4) bahan ajar tersebut sesuai dengan ciri khas daerah tertentu.
c. Menyusun GBPP mata pelajaran Mulok.
d. Mencari sumber bahan yang tertulis maupun yang
tidak tertulis.
e. Mengusahakan sarana/prasarana yang relevan dan
terjangkau.
2. Melakukan Pembinaan Mulok
Pembinaan Mulok ditangani oleh tenaga-tenaga
profesioanal dan dilakukan secara kontinyu. Hal itu ditempuh karena dalam
pelaksanaannya di lapangan terkadang siswa lebih mahir daripada gurunya. Siswa
sudah terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang diperioritaskan atau diajarkan
dalam mata pelajaran Mulok. Sebagian dari mereka adalah anak petani, pengrajin,
dan peternak, yang sudah terbiasa membantu orang tuanya melakukan
pekerjaan-pekerjaan tersebut. Para siswa menganggap bahwa pembelajaran Mulok
hanya membuang-buang tenaga, waktu, dan biaya. Anggapan siswa seperti itu perlu
diberikan pemahaman bahwa mata pelajaran Mulok bukan saja bertujuan untuk
memperkenalkan keterampilan khusus kepada siswa, melainkan juga membina
keterampilan khusus itu, termasuk keterampilan yang sudah dimiliki siswa agar
dapat dikelola dengan baik dalam rangka mendidik siswa yang terampil dan
beretos kerja tingga sehingga kelak mereka bisa menjadi siswa yang berbakat dan
bermotivasi tinggi.
3. Melakukan Pengembangan Mulok
Dalam mengembangkan Mulok ada dua arah pengembangan
yang dilakukan, yaitu pengembangan jangka panjang dan pengembangan jangka
pendek. Pengembangan jangka panjang bertujuan untuk melatih keahlian dan
ketrampilan siswa yang sesuai dengan harapannya, yang nantinya dapat membantu
dirinya, keluarganya, masyarakat, pembangunan, serta pembangunan nusa dan
bangsa. Oleh karena itu, perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang
direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat
bekerja sama dengan pakar-pakar instansi terkait, baik negeri maupun swasta.
Muatan lokal di sekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan
secara
BAB III
PEMBAHASAN
(HASIL OBSERVASI)
Dari observasi
yang saya lakukan di SD N 01 Krikil pada hari jumat tanggal 01 juni 2012 mulok
yang terdapat diantaranya muatan lokal Provinsi: Bahasa Jawa, muatan lokal
Kabupaten: Bahasa Inggris, muatan lokal sekolah: Kerajinan Tangan dan Baca
Tulis Alquran. Adapun jam pelajarannya satu minggu yaitu dua jam pelajaran
dalam satu kali pertemuan. Dari beberapa pelajaran muatan lokal tersebut hanya beberapa yang sudah terkait dengan
potensi alam. Maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam pelajaran mulok
yaitu dengan menambah pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam
sekitar. Letak geografis SD N 01 Krikil yaitu di daerah bukit, yang tanahnya
subur dengan berbagai tanaman, banyak ladang-ladang yang subur di daerah
tersebut. dengan potensi alam yang subur maka ditanami tanaman seperti jambu
biji akan bagus. Kebanyakan orang-orang sekitar belum memahami akan manfaat
jambu biji, mulai dari gizi sampai pada peningkatan
ekonomi. Manfaat jambu biji dapat dirinci sebagai berikut :
Komponen Gizi
Jambu biji banyak sekali
mengandunng zat kimia pada buah, daun dan kulit.Batang pohonya mengandung
tanin, tapi pada bunganya tidak banyak mengandung tanin.
Manfaat Konsumsi
Bila jambu biji banyak mengandung vitamin sehingga
sangat baik untuk dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Jambu biji terutama yang
berwarna merah mengindikasikan bahwa
jambu biji kaya akan vitamin A yanhg
baik untuk kesehatan mata. Buah jambu
terutama jambu kelutuk merupakan sumber vitamin C yang tinggi, yakni 6 kali
lebih banyak dibandingkan jeruk dan 30 kali lebih banyak dibandingkan pisang.
Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga kesehatan
Maanfaat
ekonomi
jambu biji
banyak manfaatnya dan memiliki harga yang cukup bernilai juga, ada berbagai
cara untuk berinovasi mengolah jambu biji menjadi makanan yang siap saji dengan
nilai yang tinggi.
Maka
dari itu muatan lokal di SD N 01 Kerikil perlu ditambah dengan muatan lokal
pertanian, yaitu pertanian jambu biji. Adapun materinya mencakup :
1. Sejarah
singkat
Jambu
biji (Psidium Guajava L) adalah salah satu produk hortikultura di indonesia.
Jambu biji bukan tanaman asli dari indonesia. Tanaman ini pertama kali
ditemukan di Amerika tengah oleh Nikolai Ivanovich Vacilov sekitar tahun
1887-1942 saat melakukan ekspedisi ke beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa,
Amerika serikat dan Uni sofiet. Tanaman jambu biji menyebar di beberapa negara
negara seperti Thailand, Taiwan, Jepang, Malaysia, Australia, dan Indonesia. Hingga
saat ini indonesia telah banyak dibudidayakan dan menyebar luas di
daerah-daerah jawa.
2. Jenis
Tanaman
Hingga
saat ini terdapat lebih dari 97 varietas jambu biji yang tersebar di beberapa
negara termasuk Indonesia. Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa
varietas jambu biji yang digemari orang dan dibudidayakan dengan alasan nilai
ekonomisnya lebih tinggi diantarannya adalah
a. Jambu
Sukun
Merupakan salah satu
jenis jambu biji yang tanpa biji (tripolid) yang tumbuh secara partenokarpi dan
bila tumbuh dekat dengan jambu bijji akan cenderung berbiji kembali. Ciri jambu
sukun tanpa bijij antara lain buahnya bulat simetris atau persegi panjang,
warna kulit buah hijau muda dan daginng buah berwarna putih, tebal, padat serta
bertekstur keras.
b. Jambu
Bangkok
Jambu yang berasal dari
Bangkok, Thailand ini memiliki buah ang berukuran besar dengan bobot 500-1200
gram per buah. Daging buahnya tebal, berwarna putih, dan bijinya sedikit.
c. Jambu
Pasarminggu
Jambu pasar minggu
memiliki dua varian: berdaging buah putih dan merah. Jambu berwarna putih
dikenal sebagai jambu ‘susu putih’. Cirinya kulit buahnya tipis, berwarna hijau
kekuningan bila masak, bentuk pangkal
meruncing dengan bagian ujung membulat, jambu pasarminggu merupakan ras lokal.
d. Jambu
Getas Merah
Jambu
biji getas merah merupakan hasil silangan antara jambu pasarminggu yang
berdaging merah dengan jambu biji bangkok sebagai temuan dari lembaga
penelitian getas, salatiga jawa tengah pada tahun 1980an. Jambu biji merah
getas memiliki keunggulan yaitu daging buahnya merah menyala, tebal, manis,
harum, dan segar. Ukuran buahnya mencapai 400 gram per buahnya. Jambu ini
banyak diminati selain rasanya enak juga dapat meningkatkan trombosit darah
pada penderita demam berdarah.
3.
Manfaat jambu biji
Komponen Gizi
Jambu biji banyak
sekali mengandunng zat kimia pada buah, daun dan kulit.Batang pohonya
mengandung tanin, tapi pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Selain
mengandung tanin jambu biji juga mengandung zat lain seperti asam oleanolat,
minyak atsiri, asam kratogolat, asam ursolat, asam psidiolat, asam guajeverin
dan vitamin.
Kandungan buah
jambu biji(100 gr)-Kalori-Vitamin A 25 Sl – Vitamin B1 0,02mg – Vitamin
C 87 mg – Kalsium 14mg - Hidrad Arang
12,3 gr – Fosfor 28 mg – Besi 1,1 mg – Protein 0,9 mg – Lemak 0,3 gr – Air 86
gram.
Manfaat Konsumsi
Bila jambu biji banyak mengandung vitamin sehingga
sangat baik untuk dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Jambu biji terutama yang
berwarna merah mengindikasikan bahwa
jambu biji kaya akan vitamin A yanhg baik untuk kesehatan mata. Buah jambu terutama
jambu kelutuk merupakan sumber vitamin C yang tinggi, yakni 6 kali lebih banyak
dibandingkan jeruk dan 30 kali lebih banyak dibandingkan pisang. Selain
anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga kesehatan.
Menurut berbagai sumber ekstrak daun dan buah jambu biji dapat berguna untuk
menyembuhkan penyakit demam berdarah, sari buahnya dapat meningkatkan jumlah
trombosit sehingga sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama pada penderita demam
berdarah, serta daun jambu biji dikenal sebagai obat tradisional untuk batuk
dan diare.
4. Cara
penanaman sampai memanen jambu biji
a.
Cara penanaman
1. Piliih
bibit yang unggul
2. Buat
lubang kira-kira setengah meterluas dan
kedalamanya untuk bibit jambu, kemudian di beri pupuk urea dan ditutup
tanah sedikit
3. Bibit
jambu di tanam di lubang tadi
4. Disiram
dan diberi pupuk kandang
b.
Cara merawat
1. Ladang
diairi setiap satu minggu satu kali pada awal-awal menanam
2. Beri
pupuk kandang dan pupuk urea
3. Daun
yang sudah tua di hilangkan
4. Bungkus
jambu yang masih kecil dengan plastik
5. Semprot
dengan pestisida guna mencegah hama wereng
c.
Cara memanen
1. Pilih
jambu yang besar dan sudah kekuning-kuningan atau tua
5. Cara
mengolahan Jambu Biji
Jambu biji merupakan komoditi yang prospektif untuk
dikembangkan mengingat masih terdapat peluang pasar baik di dalam negeri maupun
di luar negeri. Selai dikonsumsi dalam keadaan segar (fres), jambu biji dapat
diolah menjadi produk baru.
Kegiatan pengolahan dilakukan untuk menciptakan
produk turunan jambu biji yang lebih variatif dan inovatif. Ada berbagai jenis
jambu biji yang berguna selain produknya agar lebih awet, juga menghindari
adanya rasa bosan dalam mengkonsumsi jambu biji, serta memiliki nilai ekonomis
yang lebih tinggi. Produk pengolahan dari jambu biji antara lain;
a. Sari
buah jambu biji
Bahan ; jambu biji 1 kg, gula pasir 400 gr, asam
sitrat dan air matang 4 liter.
Alat ; pisau, blender, panci, saringan, soblok,
kompor, gelas ukur, timbangan, thermometer. Cupplastik untuk pengemasan 20 cup
Proses pembuatan:
-
Jambu biji dicuci, dikupas dan dibuang
kulitnya
-
Pisahkan bagian daging dan bijinya
-
Potong-potong bagian daginng buah dan
rendam dalam larutan asam sitrat
-
Blander bagian biji buah bersama air
matang 500 ml, dan disaring
-
Blander daging buah + air matang sampai
halus dengan menambahkan air matang 4 kali lipat berat daging buah
-
Saring menggunakan mesin saring
-
Ukur juice buah yang dihasilkan, dan
tambah gula pasir sebanyak 10 % dari volume juice, panaskan sambil diaduk
sampai gula larut dengan temperatur 80-90 derajat celcius.
-
Masukan secra hot filling ke dalam cup
plastik yang telah diseterilkan dengan dimasukan kedalam air panas temperatur
100 derajat C elsius selama 5 detik
-
Lakukan penutupan dengan cup sealer dan
sterilisasi dengan temperatur 90 derajat celsius selama 30 menit
-
Lakukan pelabelan dengan label yang
sesuai dan menarik
b. Sirup
Jambu Biji
Bahan : jambu biji 1 kg, gula pasir 400 gr, asam
sitrat dan air matang 4 liter.
Bahan : pisau, blender, panci, saringan, soblok,
kompor, gelas ukur, timbangan, thermometer. Botol sirup untuk pengemasan 2 buah
Proses Pembuatan
-
Jambu biji dicuci, dikupas dan dibuang
kulitnya
-
Pisahkan bagian daging dan bijinya
-
Potong-potong bagian daginng buah dan
rendam dalam larutan asam sitrat
-
Blander bagian biji buah bersama air
matang 200 ml, dan disaring
-
Blander daging buah + air matang sampai
halus dengan menambahkan air matang 1 kali lipat berat daging buah
-
Saring menggunakan mesin saring
-
Ukur juice buah yang dihasilkan, dan
tambah gula pasir sebanyak 10 % dari volume juice, panaskan sambil diaduk
sampai gula larut dengan temperatur 80-90 derajat celcius.
-
Masukan secra hot filling ke dalam cup
plastik yang telah diseterilkan dengan dimasukan kedalam air panas temperatur
100 derajat C elsius selama 5 detik
-
Lakukan exhausting pada suhu 80 derajat
celsius selama 5 detik
-
Lakukan penutupan dengan menggunakan
alat penutup botol
-
Lakukan penutupan dengan cup sealer dan
sterilisasi dengan temperatur 90 derajat celsius selama 30 menit
-
Lakukan pelabelan dengan label yang
sesuai dan menarik
c. Dodol
Jambu Biji
Bahan : jambu biji 1,5 kg, gula pasir 0,5 kg, tepung
beras ketan 250 gr, kelapa 1 butir, garam halus 0,5, margarin 2sdm, asam sitrat
1.
Alat : Wajan, centong kayu, blender, saringan,
parutan kelapa, kompor, timbangan, plastik untuk pengemasan
Proses Pembuatan :
-
Parut kelapa diambil santan 1 liter
-
Panaskan sampai terbentik kanil
-
Kupas dan cuci jambu biji serta pisahkan
daging buah dari bijinya
-
Blender biji buah bersama air matang 200
ml sampai halus, kemudian saring
-
Potong-potong bagian daging buah, dan
rendam dalam larutan asam sitrat dengan air
-
Blender daging buah bersama air hasil
saringan (filtrat) sampai halus
-
Timbang berat bubur (puree) yang
dihasilkan
-
Tambahkan tepung ketan sebanyak 25% dari
berat pure, selanjutnya di mixer sampai tercampur rata
-
Panaskan sambil diaduk dengan centong
kayu, tambahkan gula pasir sebanyak 30% dan 2 sdm margarin, diaduk sampai
adonan kalis.
-
Angkat dan cetak dengan loyyang plastik,
setelah dingin kemas dengan plastik kemas dan lakukan pelebelan
d. Selai
Bahan : jambu biji 1 kg, gula pasir 1 kg, asam
sitrat 1 kg, air matang 1 liter
Alat : :
pisau, blender, panci, saringan, soblok, kompor, gelas ukur, timbangan,
thermometer, botol dan tutup untuk pengemasan 4 buah.
Proses Pembuatan
-
Jambu biji dicuci, dikupas, dan dibuang
kulitnya
-
Pisahkan bagian daging dan bijinya
-
Potong-potong bagian daging buah, dan
rendam dalam larutan asam sitrat
-
Blender bagian biji buah bersama air
matang 200 ml, selanjutnya disaring
-
Blander daging buah bersama air hasil
saringan (fitrat) sampai halus.
-
Timbang berat bubur (puree) yang
dihasilkan
-
Masak bubur buah sambil tambahkan gula
pasir sebanyak 40 %, aduk secara merata sampai gula larut dengan temperatur
80-90 derajat celsius
-
Masukan secra hot filling ke dalam cup
plastik yang telah diseterilkan dengan dimasukan kedalam air panas temperatur
100 derajat C elsius selama 30 menit
-
Lakukan exhausting pada suhu 90 derajat
celsius selama 20 menit
-
Lakukan penutupan botol dan sterilisasi
dengan temperatur 100 derajat celsius selama 30 menit
-
Produk ditiriskan dan dilap hingga
kering
-
Lakukan pelebelan dengan lebel yang
sesuai dan menarik
Dengan adanya penambahan pelajaran yang
materinya terkait dengan potensi alam maka tujuan mulok akan tercapai. Setelah
guru merencanakan mulok maka guru harus dapat mengajarkan mulok, cara mengajarkan muatan lokal bukan harus
guru yang mengajar, melainkan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang ahli dalam
bidangnya, misal dalam materi tentang jambu, cara menanam dan cara merawat
sekolah bisa mengundang petani yang telah dipercaya ataupun dari dinas
pertanian kota Kendal. Cara mengolah dan memasarkan jambu sekolah mengundang
pengusaha jambu. Dari kolaborasi antara guru dengan orang yang ahli dalam
bidang jambu biji, maka anak didik akan mudah memahami dan menerapkan karena sumber yang didapatkan
langsung dari orang yang ahli dalam bidang pertanian jambu.
BAB
IV
PENUTUP
A. Simpulan
Muatan Lokal merupakan kegiatan
kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat
dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya
terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Dari observasi
dilakukan di SD N 01 Krikil pada hari jumat tanggal 01 juni 2012 mulok yang
terdapat diantaranya muatan lokal: Bahasa Inggris,Bahasa Jawa, Kerajinan Tangan
dan Baca Tulis Alquran. adapun jam pelajarannya satu minggu dua jam dalam satu
kali pertemuan. Dari beberapa pelajaran muatan lokal tersebut belum ada keterkaitan dengan potensi
alam. maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam pelajaran mulok yaitu
dengan menambah pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam sekitar.
Dengan adanya
penambahan pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam maka tujuan
mulok akan tercapai. setelah guru merencanakan mulok maka guru harus dapat mengajarkan
mulok, cara mengajarkan muatan lokal
bukan hanya gurunya saja, melainkan berkolaborasi dengan oihak-pihak yang ahli
dalam bidangnya. Dari kolaborasi antara guru dengan orang yang ahli dalam
bidang jambu biji, maka anak didik akan mudah memahami dan menerapkan karena sumber yang didapatkan
langsung dari orang yang ahli.
B. Saran
Sebaiknya sekolah dalam
menentukan pelajaran muatan lokal haruslah mengacu pada tujuan mulok itu
sendiri yang membebaskan satuan
pendidikan untuk mengoptimalkan potensi alam sekitar.
dan sebagai guru muatan
lokal diharapkan bisa memberikan materi secara inofatif dalam pembelajaranya,
misalnya dengan berkolaborasi dengan orang yang ahli di bidangnya.
itu akan lebih
memudahkan anak untuk menerima pelajaran karena vasilitas sudah cukup
memenuhi.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993.Link and
Match. Jakarta: Seri kebijakan.
2.
Yufiarti. 1999. Modul
Pengembangan Muatan Lokal. Jakarta: Dekdikbud.
3.
Suharsimi Arikunto dan Asnah Said.1998.Pengembangan
Program Muatan Lokal (PPML).Jakarta:nUniversitas Terbuka.
4.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2187564-dasar-penyelenggaraan-kurikulum-muatan-lokal/
LAMPIRAN
Foto Hasil Observasi
kebun
jambu


Alat dan Bahan
Alat




Bahan dasar

Pembuatan




Hasil Produk




Tidak ada komentar:
Posting Komentar