Rabu, 31 Oktober 2012

PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SD 1 KRIKIL


PENGEMBANGAN MUATAN LOKAL SD 1 KRIKIL
LAPORAN OBSERVASI

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Semester Empat Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
Dosen Pengampu : Ibu Sri Susilaningsih
Oleh :
FAJAR SETIAWAN
1401410414
Rombel : 06

PENDIDIKAN  GURU  SEKOLAH  DASAR
FAKULTAS  ILMU  PENDIDIKAN
UNIVERSITAS  NEGERI  SEMARANG
2012







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bhineka Tunggal Ika, itulah semboyan Negara kita, yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua, dari arti dari semboyan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap daerah di Indonesia sangat berbeda budaya, masyarakat maupun corak kehidupannya. Perbedaan kehidupan akan mempengaruhi kebutuhan pada daerah itu, begitu juga pendidikan pada daerah itu sendiri, sebagaimana kita tahu lulusan terbagi dalam tiga kelompok, yaitu; kelompok yang akan terjun ke masyarakat sekolah, keklompok yang akan terjun ke masyarakat tidak jauh dari tempat tinggalnya dan kelompok yang terjun ke tempat pelosok jauh dari masyarakat di sekitarnya.
Muatan Lokal atau yang biasa disebut Mulok merupakan program pendidikan yang isi dan media penyampainnya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan pembangunan daerah yang perlu dianjurrkan kepada siswa (Kemendiknas). Maka dari itu setiap daerah pasti berbeda Mulok-nya karena kebutuhan masyarakat di setiap derah berbeda. pembelajaran mulok haruslah sesuai dengan potensi alam di daerahnya. Di daerah Kendal banyak sekali lahan subur, di dataran rendah banyak ditanami tembakau, di daratan bukit banyak terdapat tanaman padi dan jambu biji, serta di daerah pegunungan juga terdapat tanaman tembakau. Di daerah SD N 01 Krikil potensi daerah yang sangat bagus adalah pertanian jambu, banyak sekali ladang yang ditanami jambu, kebanyakan para petani jambu menjual panenan tanpa diolah menjadi barang yang nilainya lebih tinggi.  Di SD N 01 Krikil terdapat beberapa muatan lokal diantaranya bahasa inggris, bahasa jawa, kerajinan tangan dan baca tulis alquran. namun dari beberapa pelajaran muatan lokal tersebut belum ada keterkaitan dengan potensi alam. Maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam pelajaran mulok yaitu dengan pelajaran pertanian jambu.


B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana  kurikulum muatan lokal di SD 01 Krikil?
2.  Bagaimana cara mengembangkan muatan lokal di SD N 01 Krikil?
C. Tujuan
1. Mengetahui kurikulum muatan lokal di SD 01 Krikil
2. Mengetahui cara mengembangkan muatan lokal di SD N 01 Krikil
D. Manfaat
Manfaat observasi yaitu membekali mahasiswa pada umumnya dan mahasiswa jurusan kependidikan pada khususnya untuk memahami pembelajaran muatan lokal yang sesuai serta memahami bagaimana mengembangkan muatan lokal yang ada menjadi sebuah inovasi baru yang konteksnya menuju pada tujuan muatan lokal itu sendiri.










BAB II
KAJIAN TEORI

A. Muatan Lokal
1. Pengertian muatan lokal
Muatan Lokal adalah suatu program pendidikan dan pengajaran yang dimaksudkan untuk menyesuaikan isi dan penyampaiannya dengan kondisi masyarakat di daerahnya. Jika ditelaah lebih dalam, pengertian muatan lokal ada dua yakni isi dan media program pendidikan, isi yang dimaksud adalah isi materi pembelajarannya sedangkan media adalah cara penyampaian pembelajarannya.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahawa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Kurikulum muatan lokal merupakan satu kesatuan dari kurikulum nasional jadi masuknya muatan lokal tidak berarti mengubah kurikulum yang sudah ada, artinya ditinjau dari bidang studi yang telah ada dalam kurikulum nasional tetap digunakan dan dijadikan rujukan dalam memasukkan bahan pengajaran muatan lokal. Dengan demilkian sifat dari muatan lokal adalah memperkaya dan mengembangkan pokok bahasan dalam bidang studi sesuai lingkungan alam sosial budaya masyarakat setempat. Oleh sebab itu isi program pendidikan muatan lokal bisa berupa bahan pengajaran dari masyarakat setempat, bisa juga media dan strategi untuk memajukan dan mengembangkan daerah tersebut yang berdampak baik bagi perkembangan pendidikan nasional.
Tujuan Muatan Lokal
Tujuan pendidikan nasional dan tujuan lembaga pendidikan tetap jadi kerangka acuan bagi pelaksanaan Muatan Lokal, maka dari itu isinya tidak tidak mengubah esensi pendidikan nasional. Muatan lokal merupakan pengaya kurikulum nasional, dengan demikian tujuannya adalah memperkaya dan memperluas pendidikan nasional namun tidak boleh bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan utama masuknya muatan lokal dalam kurikulum nasional hanya untuk menyelaraskan materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kondisi lingkungannya, mengoptimalkan sekaligus menanamkan nilai budaya daerah tersebut kepada siswa dengan harapan budaya dan perkembangan daerah tersebut akan maju dan berdampak positif bagi kemajuan perkembangan pendidikan nasional. Selengkapnya, tujuan diadakannya Muatan Lokal adalah sebagai berikut:
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya.
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturanaturan yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan nasional.
Muatan lokal mempunyai persyaratan agar menjadi kesatuan dalam kurikulum nasional, yaitu:
1) Kekhasan lingkungan alam dan budayanya
2) Menunjang pembangunan daerah tersebut dan pembangunan nasional tentunya
3) Sesuai dengan kemampuan peserta didik
4) Disetujui dan didukung oleh pemerintah setempat atau masyarakat dalam seluruh aspek program tersebut
5) Tersedianya tenaga pengelola (tenaga kependidikan) pelaksana dan sumber lainnya
6) Dapat dilaksanakan dan dikembangkan secara baik oleh para pengelola
7) Sesuai dengan kemajuan dan inovasi pendidikan, kebutuhan masyarakat dan minat peserta didik
3. Muatan lokal diperlukan
Mengacu pada judul tersebut, muatan lokal pasti sangat diperlukan, apalagi untuk kemajuan daerah yang otomatis berdampak baik bagi kemajuan nasional, untuk itu muatan lokal sangat diperlukan sebagai bentuk pengembangan tersebut. Ditinjau dari subyek penerima muatan lokal, muatan lokal sangat diperlukan, secara nasional muatan lokal diperlukan untuk: Pelestarian budaya,  Pengembangan kebudayaan dan Pengubahan sikap lingkungan terhadap lingkungan.
Dilihat dari kewajiban sekolah muatan lokal harus diberikan karena: Sebagai tanggung jawab sekolah, memberikan pendidikan lingkungan dan memenuhi kebutuhan murid dan pembangunan masyarakat.
Ditinjau dari sudut murid (peserta didik) muatan lokal diberikan karena: Mengakrabkan murid dengan lingkungan, melatih murid berpikir analitis, dapat mengembangkan potensi murid

B. Pengembangan Muatan Lokal
1. Pengembangan muatan lokal
Landasan Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal adalah sebagai berikut:
a. UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
b. UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
d. Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
e. Permendiknas No. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
f. Permendiknas No. 24/2006 dan No. 6/2007 tentang pelaksanaan
g. Permendiknas No. 22 dan 23/2006
h. Permendiknas No. 41 Thn 2007 tentang Standar Proses
i. Permendiknas No. 24 Thn 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
j. Permendiknas No. 19 Thn 2007 tentang Standar Pengelolaan
k. Permendiknas No. 20 Thn 2007 Standar Penilaian Pendidikan
Selain itu juga tingkat kemampuan berpikir anak dari konkrit ke abstrak dan tingkat rasa penasaran insting anak menjadi dasar pengembangan muatan lokal. Keanekaragaman budaya juga merupakan dasar pengembangan muatan lokal, karena Indonesia mempunyai beragam budaya bangsa yang semuanya mempunyai corak khusus dan khas.
2. Pola Pengembangan Muatan Lokal
a. Pendekatan politik
Pendekatan politik bertolak pada asumsi bahwa pelajaran mempunyai otonomi masing masing. Sehingga mata pelajaran dipandang sebagai suatu sistem yang mempunyai komponen ciri, tujuan, metode tertentu. Cara yang ditempuh adalah:
1) Membentuk suatu disiplin tersendiri
Intinya muatan lokal menjadi semakin sama dengan mata pelajaran lainnya karena kebutuhan dari daerah itu sendiri.
2) Mengisikan dan mengaitkan secara okasional
Muatan lokal hanya sebagai tampilan saja, tidak teratur dan sistematis, caranya adalah dengan memasukkan pada mata pelajaran yang sudah tersedia.
b. Pendekatan terpadu
Pendekatan ini beranggapan bahwa semua mata pelajaran merupakan satu kesatuan, saling terpadu dan berhubungan satu sama lain. Hal tersebut sejalan dengan memasukkan muatan lokal dalam kurikulum yang berlaku, caranya:
1) Membentuk gagasan pokok
Guru dapat menyusun gagasan pokok yang bersumber dari kehidupan masyarakat sebagai inti program muatan lokal.
2) Mengaitkan pokok bahasan dengan pola kehidupan
Guru mempelajari GBPP kemudian mengambil pokok atau sub bahasan yang mungkin dapat dikaitkan dengan gagasan pokok dalam kehidupan masyarakat.
c. Pendekatan disiplin ganda
Pendekatan ini akan memodifikasi kurikulum yang berlaku dan membangun baru.
3. Dasar pengembangan muatan lokal
Satuan pendidikan perlu memberikan wawasan yang luas kepada peserta didik tentang kekhasan yang ada di lingkungannya melalui pembelajaran muatan lokal. Satuan pendidikan menentukan jenis muatan lokal yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Standar Isi yang disusun secara terpusat tidak mungkin dapat mengakomodasi beranekaragam jenis muatan lokal yang dilaksanakan pada masing-masing satuan pendidikan.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler. Oleh karena itu, satuan pendidikan harus menyusun dan mengembangkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP), serta perangkat penilaian, dan menetapkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk muatan lokal yang dilaksanakan.
Ada dua arah pengembangan dalam muatan lokal, yaitu :
a. Pengembangan untuk jangka jauh
Agar para siswa dapat melatih keahlian dan ketrampilan yang sesuai dengan harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Oleh karena itu perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan lokal disekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan secara kontinyu disekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi disekolah menengah atas.
b. Pengembangan untuk jangka pendek
Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukan oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal kemudian menyusun GBPP-nya dan direvisi setiap saat.
Dalam Pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
a. Perluasan muatan lokal
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis jenis muatan lokal misalnya : pertanian, kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan lokal sedang pendalamanya dilaksanakan pada periode berikutnya.
b. Pendalaman muatan lokal
Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang sudah ada kemudian diperdalam samapai mendalam, misalnya masalah pertanian dibicarakan dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk, memelihara, mengembangkan, pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu pelajaran ini diberikan pada siswa yang telah dewasa.
c. Berhasil atau tidaknya pengembangan disekolah tergantung pada : Kekreatifan guru, kesesuaian program, ketersediaan sarana dan prasarana, cara pengeloaan, kesiapan siswa,  partisipasi masyarakat setempat, pendekatan kepala sekolah dengan nara sumber dan instansi terkait.
Dalam pengembangan Kurikulum Mulok, guru perlu menempuh tiga langkah, yaitu (1) menyusun perencanaan Mulok, (2) melakukan pembinaan Mulok, dan (3) melakukan pembinaan Mulok. Ketiga langkah tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Menyusun Perencanaan Mulok
Dalam menyusun perencanaan Mulok, guru memperhatikan beberapa komponen, yaitu sumber belajar, pengajar, metode, media, dana, dan evaluasi. Dalam merencanakan bahan Mulok yang akan diajarkan, guru melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.
a. Mengidentifkasi segala sesuatu yang memungkinkan untuk dijadikan bahan Mulok.
b. Menyeleksi bahan Mulok dengan kriteria: (1) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan peserta didik, (2) tidak bertentang dengan Pancasila dan peraturan adat yang berlaku, (3) ada nara sumber, baik di dalam maupun di luar sekolah, dan (4) bahan ajar tersebut sesuai dengan ciri khas daerah tertentu.
c. Menyusun GBPP mata pelajaran Mulok.
d. Mencari sumber bahan yang tertulis maupun yang tidak tertulis.
e. Mengusahakan sarana/prasarana yang relevan dan terjangkau.
2. Melakukan Pembinaan Mulok
Pembinaan Mulok ditangani oleh tenaga-tenaga profesioanal dan dilakukan secara kontinyu. Hal itu ditempuh karena dalam pelaksanaannya di lapangan terkadang siswa lebih mahir daripada gurunya. Siswa sudah terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang diperioritaskan atau diajarkan dalam mata pelajaran Mulok. Sebagian dari mereka adalah anak petani, pengrajin, dan peternak, yang sudah terbiasa membantu orang tuanya melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Para siswa menganggap bahwa pembelajaran Mulok hanya membuang-buang tenaga, waktu, dan biaya. Anggapan siswa seperti itu perlu diberikan pemahaman bahwa mata pelajaran Mulok bukan saja bertujuan untuk memperkenalkan keterampilan khusus kepada siswa, melainkan juga membina keterampilan khusus itu, termasuk keterampilan yang sudah dimiliki siswa agar dapat dikelola dengan baik dalam rangka mendidik siswa yang terampil dan beretos kerja tingga sehingga kelak mereka bisa menjadi siswa yang berbakat dan bermotivasi tinggi.
3. Melakukan Pengembangan Mulok
Dalam mengembangkan Mulok ada dua arah pengembangan yang dilakukan, yaitu pengembangan jangka panjang dan pengembangan jangka pendek. Pengembangan jangka panjang bertujuan untuk melatih keahlian dan ketrampilan siswa yang sesuai dengan harapannya, yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarganya, masyarakat, pembangunan, serta pembangunan nusa dan bangsa. Oleh karena itu, perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang direncanakan secara sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat bekerja sama dengan pakar-pakar instansi terkait, baik negeri maupun swasta. Muatan lokal di sekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan secara











BAB III
PEMBAHASAN
(HASIL OBSERVASI)

Dari observasi yang saya lakukan di SD N 01 Krikil pada hari jumat tanggal 01 juni 2012 mulok yang terdapat diantaranya muatan lokal Provinsi: Bahasa Jawa, muatan lokal Kabupaten: Bahasa Inggris, muatan lokal sekolah: Kerajinan Tangan dan Baca Tulis Alquran. Adapun jam pelajarannya satu minggu yaitu dua jam pelajaran dalam satu kali pertemuan. Dari beberapa pelajaran muatan lokal tersebut  hanya beberapa yang sudah terkait dengan potensi alam. Maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam pelajaran mulok yaitu dengan menambah pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam sekitar. Letak geografis SD N 01 Krikil yaitu di daerah bukit, yang tanahnya subur dengan berbagai tanaman, banyak ladang-ladang yang subur di daerah tersebut. dengan potensi alam yang subur maka ditanami tanaman seperti jambu biji akan bagus. Kebanyakan orang-orang sekitar belum memahami akan manfaat jambu biji, mulai  dari gizi sampai pada peningkatan ekonomi. Manfaat jambu biji dapat dirinci sebagai berikut :
Komponen Gizi
Jambu biji banyak sekali mengandunng zat kimia pada buah, daun dan kulit.Batang pohonya mengandung tanin, tapi pada bunganya tidak banyak mengandung tanin.
Manfaat Konsumsi
Bila jambu biji banyak mengandung vitamin sehingga sangat baik untuk dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Jambu biji terutama yang berwarna merah  mengindikasikan bahwa jambu  biji kaya akan vitamin A yanhg baik  untuk kesehatan mata. Buah jambu terutama jambu kelutuk merupakan sumber vitamin C yang tinggi, yakni 6 kali lebih banyak dibandingkan jeruk dan 30 kali lebih banyak dibandingkan pisang. Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga kesehatan
Maanfaat ekonomi
jambu biji banyak manfaatnya dan memiliki harga yang cukup bernilai juga, ada berbagai cara untuk berinovasi mengolah jambu biji menjadi makanan yang siap saji dengan nilai yang tinggi.
Maka dari itu muatan lokal di SD N 01 Kerikil perlu ditambah dengan muatan lokal pertanian, yaitu pertanian jambu biji. Adapun materinya mencakup :
1.      Sejarah singkat
Jambu biji (Psidium Guajava L) adalah salah satu produk hortikultura di indonesia. Jambu biji bukan tanaman asli dari indonesia. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika tengah oleh Nikolai Ivanovich Vacilov sekitar tahun 1887-1942 saat melakukan ekspedisi ke beberapa negara di Asia, Afrika, Eropa, Amerika serikat dan Uni sofiet. Tanaman jambu biji menyebar di beberapa negara negara seperti Thailand, Taiwan, Jepang, Malaysia, Australia, dan Indonesia. Hingga saat ini indonesia telah banyak dibudidayakan dan menyebar luas di daerah-daerah jawa.
2.    Jenis Tanaman
Hingga saat ini terdapat lebih dari 97 varietas jambu biji yang tersebar di beberapa negara termasuk Indonesia. Dari sejumlah jenis jambu biji, terdapat beberapa varietas jambu biji yang digemari orang dan dibudidayakan dengan alasan nilai ekonomisnya lebih tinggi diantarannya adalah
a.     Jambu Sukun
Merupakan salah satu jenis jambu biji yang tanpa biji (tripolid) yang tumbuh secara partenokarpi dan bila tumbuh dekat dengan jambu bijji akan cenderung berbiji kembali. Ciri jambu sukun tanpa bijij antara lain buahnya bulat simetris atau persegi panjang, warna kulit buah hijau muda dan daginng buah berwarna putih, tebal, padat serta bertekstur keras.
b.    Jambu Bangkok
Jambu yang berasal dari Bangkok, Thailand ini memiliki buah ang berukuran besar dengan bobot 500-1200 gram per buah. Daging buahnya tebal, berwarna putih, dan bijinya sedikit.
c.     Jambu Pasarminggu
Jambu pasar minggu memiliki dua varian: berdaging buah putih dan merah. Jambu berwarna putih dikenal sebagai jambu ‘susu putih’. Cirinya kulit buahnya tipis, berwarna hijau kekuningan bila masak, bentuk  pangkal meruncing dengan bagian ujung membulat, jambu pasarminggu merupakan ras lokal.

d.      Jambu Getas Merah
Jambu biji getas merah merupakan hasil silangan antara jambu pasarminggu yang berdaging merah dengan jambu biji bangkok sebagai temuan dari lembaga penelitian getas, salatiga jawa tengah pada tahun 1980an. Jambu biji merah getas memiliki keunggulan yaitu daging buahnya merah menyala, tebal, manis, harum, dan segar. Ukuran buahnya mencapai 400 gram per buahnya. Jambu ini banyak diminati selain rasanya enak juga dapat meningkatkan trombosit darah pada penderita demam berdarah.

3.        Manfaat jambu biji
 Komponen Gizi
Jambu biji banyak sekali mengandunng zat kimia pada buah, daun dan kulit.Batang pohonya mengandung tanin, tapi pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Selain mengandung tanin jambu biji juga mengandung zat lain seperti asam oleanolat, minyak atsiri, asam kratogolat, asam ursolat, asam psidiolat, asam guajeverin dan vitamin.
Kandungan buah  jambu biji(100 gr)-Kalori-Vitamin A 25 Sl – Vitamin B1 0,02mg – Vitamin C 87 mg – Kalsium 14mg -  Hidrad Arang 12,3 gr – Fosfor 28 mg – Besi 1,1 mg – Protein 0,9 mg – Lemak 0,3 gr – Air 86 gram.

Manfaat Konsumsi
Bila jambu biji banyak mengandung vitamin sehingga sangat baik untuk dikonsumsi untuk menjaga kesehatan. Jambu biji terutama yang berwarna merah  mengindikasikan bahwa jambu  biji kaya akan vitamin A yanhg baik  untuk kesehatan mata. Buah jambu terutama jambu kelutuk merupakan sumber vitamin C yang tinggi, yakni 6 kali lebih banyak dibandingkan jeruk dan 30 kali lebih banyak dibandingkan pisang. Selain anti-oksidan, vitamin C disini memiliki fungsi menjaga kesehatan.
Menurut berbagai sumber ekstrak  daun dan buah jambu biji dapat berguna untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah, sari buahnya dapat meningkatkan jumlah trombosit sehingga sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama pada penderita demam berdarah, serta daun jambu biji dikenal sebagai obat tradisional untuk batuk dan diare.




4.      Cara penanaman sampai memanen jambu  biji
a.         Cara penanaman
1.      Piliih bibit yang unggul
2.      Buat lubang kira-kira setengah meterluas dan  kedalamanya untuk bibit jambu, kemudian di beri pupuk urea dan ditutup tanah  sedikit
3.      Bibit jambu di tanam di lubang tadi
4.      Disiram dan diberi pupuk kandang
b.         Cara merawat
1.    Ladang diairi setiap satu minggu satu kali pada awal-awal menanam
2.    Beri pupuk kandang dan pupuk urea
3.    Daun yang sudah tua di hilangkan
4.    Bungkus jambu yang masih kecil dengan plastik
5.    Semprot dengan pestisida guna mencegah hama wereng
c.                 Cara memanen
1.    Pilih jambu yang besar dan sudah kekuning-kuningan atau tua

5.      Cara mengolahan Jambu Biji
Jambu biji merupakan komoditi yang prospektif untuk dikembangkan mengingat masih terdapat peluang pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selai dikonsumsi dalam keadaan segar (fres), jambu biji dapat diolah menjadi produk baru.
Kegiatan pengolahan dilakukan untuk menciptakan produk turunan jambu biji yang lebih variatif dan inovatif. Ada berbagai jenis jambu biji yang berguna selain produknya agar lebih awet, juga menghindari adanya rasa bosan dalam mengkonsumsi jambu biji, serta memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Produk pengolahan dari jambu biji antara lain;
a.       Sari buah jambu biji
Bahan ; jambu biji 1 kg, gula pasir 400 gr, asam sitrat dan  air matang 4 liter.
Alat ; pisau, blender, panci, saringan, soblok, kompor, gelas ukur, timbangan, thermometer. Cupplastik untuk pengemasan 20 cup
Proses pembuatan:
-          Jambu biji dicuci, dikupas dan dibuang kulitnya
-          Pisahkan bagian daging dan bijinya
-          Potong-potong bagian daginng buah dan rendam dalam larutan asam sitrat
-          Blander bagian biji buah bersama air matang 500 ml, dan disaring
-          Blander daging buah + air matang sampai halus dengan menambahkan air matang 4 kali lipat berat daging buah
-          Saring menggunakan mesin saring
-          Ukur juice buah yang dihasilkan, dan tambah gula pasir sebanyak 10 % dari volume juice, panaskan sambil diaduk sampai gula larut dengan temperatur 80-90 derajat celcius.
-          Masukan secra hot filling ke dalam cup plastik yang telah diseterilkan dengan dimasukan kedalam air panas temperatur 100 derajat C elsius selama 5 detik
-          Lakukan penutupan dengan cup sealer dan sterilisasi dengan temperatur 90 derajat celsius selama 30 menit
-          Lakukan pelabelan dengan label yang sesuai dan menarik

b.    Sirup Jambu Biji
Bahan : jambu biji 1 kg, gula pasir 400 gr, asam sitrat dan  air matang 4 liter.
Bahan : pisau, blender, panci, saringan, soblok, kompor, gelas ukur, timbangan, thermometer. Botol sirup untuk pengemasan 2 buah
Proses Pembuatan
-          Jambu biji dicuci, dikupas dan dibuang kulitnya
-          Pisahkan bagian daging dan bijinya
-          Potong-potong bagian daginng buah dan rendam dalam larutan asam sitrat
-          Blander bagian biji buah bersama air matang 200 ml, dan disaring
-          Blander daging buah + air matang sampai halus dengan menambahkan air matang 1 kali lipat berat daging buah
-          Saring menggunakan mesin saring
-          Ukur juice buah yang dihasilkan, dan tambah gula pasir sebanyak 10 % dari volume juice, panaskan sambil diaduk sampai gula larut dengan temperatur 80-90 derajat celcius.
-          Masukan secra hot filling ke dalam cup plastik yang telah diseterilkan dengan dimasukan kedalam air panas temperatur 100 derajat C elsius selama 5 detik
-          Lakukan exhausting pada suhu 80 derajat celsius selama 5 detik
-          Lakukan penutupan dengan menggunakan alat penutup botol
-          Lakukan penutupan dengan cup sealer dan sterilisasi dengan temperatur 90 derajat celsius selama 30 menit
-          Lakukan pelabelan dengan label yang sesuai dan menarik

c.       Dodol Jambu Biji
Bahan : jambu biji 1,5 kg, gula pasir 0,5 kg, tepung beras ketan 250 gr, kelapa 1 butir, garam halus 0,5, margarin 2sdm, asam sitrat 1.
Alat : Wajan, centong kayu, blender, saringan, parutan kelapa, kompor, timbangan, plastik untuk pengemasan
Proses Pembuatan :
-          Parut kelapa diambil santan 1 liter
-          Panaskan sampai terbentik kanil
-          Kupas dan cuci jambu biji serta pisahkan daging buah dari bijinya
-          Blender biji buah bersama air matang 200 ml sampai halus, kemudian saring
-          Potong-potong bagian daging buah, dan rendam dalam larutan asam sitrat dengan air
-          Blender daging buah bersama air hasil saringan (filtrat) sampai halus
-          Timbang berat bubur (puree) yang dihasilkan
-          Tambahkan tepung ketan sebanyak 25% dari berat pure, selanjutnya di mixer sampai tercampur rata
-          Panaskan sambil diaduk dengan centong kayu, tambahkan gula pasir sebanyak 30% dan 2 sdm margarin, diaduk sampai adonan kalis.
-          Angkat dan cetak dengan loyyang plastik, setelah dingin kemas dengan plastik kemas dan lakukan pelebelan

d.      Selai
Bahan : jambu biji 1 kg, gula pasir 1 kg, asam sitrat 1 kg, air matang 1 liter
Alat :  : pisau, blender, panci, saringan, soblok, kompor, gelas ukur, timbangan, thermometer, botol dan tutup untuk pengemasan 4 buah.
Proses Pembuatan
-          Jambu biji dicuci, dikupas, dan dibuang kulitnya
-          Pisahkan bagian daging dan bijinya
-          Potong-potong bagian daging buah, dan rendam dalam larutan asam sitrat
-          Blender bagian biji buah bersama air matang 200 ml, selanjutnya disaring
-          Blander daging buah bersama air hasil saringan (fitrat) sampai halus.
-          Timbang berat bubur (puree) yang dihasilkan
-          Masak bubur buah sambil tambahkan gula pasir sebanyak 40 %, aduk secara merata sampai gula larut dengan temperatur 80-90 derajat celsius
-          Masukan secra hot filling ke dalam cup plastik yang telah diseterilkan dengan dimasukan kedalam air panas temperatur 100 derajat C elsius selama 30 menit
-          Lakukan exhausting pada suhu 90 derajat celsius selama 20 menit
-          Lakukan penutupan botol dan sterilisasi dengan temperatur 100 derajat celsius selama 30 menit
-          Produk ditiriskan dan dilap hingga kering
-          Lakukan pelebelan dengan lebel yang sesuai dan menarik

Dengan adanya penambahan pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam maka tujuan mulok akan tercapai. Setelah guru merencanakan mulok maka guru harus dapat mengajarkan mulok,  cara mengajarkan muatan lokal bukan harus guru yang mengajar, melainkan berkolaborasi dengan pihak-pihak yang ahli dalam bidangnya, misal dalam materi tentang jambu, cara menanam dan cara merawat sekolah bisa mengundang petani yang telah dipercaya ataupun dari dinas pertanian kota Kendal. Cara mengolah dan memasarkan jambu sekolah mengundang pengusaha jambu. Dari kolaborasi antara guru dengan orang yang ahli dalam bidang jambu biji, maka anak didik akan mudah memahami  dan menerapkan karena sumber yang didapatkan langsung dari orang yang ahli dalam bidang pertanian jambu.











BAB IV
PENUTUP

A.      Simpulan
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan.
Dari observasi dilakukan di SD N 01 Krikil pada hari jumat tanggal 01 juni 2012 mulok yang terdapat diantaranya muatan lokal: Bahasa Inggris,Bahasa Jawa, Kerajinan Tangan dan Baca Tulis Alquran. adapun jam pelajarannya satu minggu dua jam dalam satu kali pertemuan. Dari beberapa pelajaran muatan lokal tersebut  belum ada keterkaitan dengan potensi alam. maka dari itu perlu adanya inovasi baru dalam pelajaran mulok yaitu dengan menambah pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam sekitar.
Dengan adanya penambahan pelajaran yang materinya terkait dengan potensi alam maka tujuan mulok akan tercapai. setelah guru merencanakan mulok maka guru harus dapat mengajarkan mulok,  cara mengajarkan muatan lokal bukan hanya gurunya saja, melainkan berkolaborasi dengan oihak-pihak yang ahli dalam bidangnya. Dari kolaborasi antara guru dengan orang yang ahli dalam bidang jambu biji, maka anak didik akan mudah memahami  dan menerapkan karena sumber yang didapatkan langsung dari orang yang ahli.

B.       Saran
Sebaiknya sekolah dalam menentukan pelajaran muatan lokal haruslah mengacu pada tujuan mulok itu sendiri yang membebaskan  satuan pendidikan untuk mengoptimalkan potensi alam sekitar.
dan sebagai guru muatan lokal diharapkan bisa memberikan materi secara inofatif dalam pembelajaranya, misalnya dengan berkolaborasi dengan orang yang ahli di bidangnya.
itu akan lebih memudahkan anak untuk menerima pelajaran karena vasilitas sudah cukup
memenuhi.

DAFTAR PUSTAKA

1.      Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993.Link and Match. Jakarta: Seri kebijakan.
2.      Yufiarti. 1999. Modul Pengembangan Muatan Lokal. Jakarta: Dekdikbud.
3.      Suharsimi Arikunto dan Asnah Said.1998.Pengembangan Program Muatan Lokal (PPML).Jakarta:nUniversitas Terbuka.
4.      http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2187564-dasar-penyelenggaraan-kurikulum-muatan-lokal/





















LAMPIRAN

Foto Hasil Observasi
kebun jambu                                             

Alat dan Bahan
Alat

















Bahan dasar





Pembuatan







               

Hasil Produk










Tidak ada komentar:

Posting Komentar