Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Sebagai Calon Guru SD
Makalah
Disusun
untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pancasila
Oleh
: Bapak Harmanto
Disusun
oleh :
Fajar
setiawan
1401410414
Rombel:
35
PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada
Allah SWT atas limpahan rahmad dan hidayahnya karena kami telah diberi
kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini yang berjudul Pendidikan
karakter melalui Pendidikan Guru Sekolah Dasar sebagai calon Guru Sekolah
Dasar.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pancasila. Selain itu juga untuk mengembangkan pengetahuan
mahasiswa mengenai Pendidikan
Karakter.
Dalam makalah ini penyususn mengucapkan
terima kasih kepada :
1 .
Bapak Harmanto selaku dosen mata kuliah Pancasila.
2 .
Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dai kesempurnaan, oleh karena itu penyusun sangat mengharap kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca, penyususn berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua warga besar PGSD UNNES pada umumnya
dan penyususn pada khususnya.
Semarang
, 08 Juni 2011
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sudah pasti menjadi guru SD.
Oleh karena itu mereka harus mempunyai karakter yang sesuai dengan profesinya
sebagai guru SD. Karakter sebagai guru SD harus mulai dibangun sejak mereka
menjadi mahasiswa, agar pada saat terjun ke dunia kerja mereka tidak kesulitan
dalam berkarya. Selain itu diharapkan, ketika mereka sudah menjadi guru, dapat
mengembangkan kemampuan menganalisis dan menyelesaikan masalah terkait dengan
profesinya sebagai guru. Sebagai
calon guru SD harus mempunyai kualitas sumber daya manusia yang bagus untuk
menunjang pendidikan anak didiknya. Peningkatan kualitas sumber daya
manusia dan profesionalisme hanya dapat dilakukan melalui peningkatan mutu
pendidikan nasional. Secara praktis peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu
proses yang sinergik dengan peningkatan sumber daya manusia. Ini berarti bahwa
peningkatan mutu pendidikan akan terjadi jika kualitas sumber daya manusianya
meningkat. Peningkatan mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber
daya manusia yang terlibat di dalamnya, karena dengan sistem pendidikan yang
baik apapun, kalau tidak didukung dengan kualitas kemampuan dan profesionalisme
tenaga kependidikan tentu tidak akan berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Salah satu tenaga kependidikan dewasa ini yang menjadi sorotan pemerintah adalah guru sekolah dasar. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berkenaan dengan guru SD diantaranya UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggara Kementerian/Lembaga, dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di dalam UU Nomor Tahun 14 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru SD dipersyaratkan berkualifikasi akademik minimal S1/D4 serta sertifikat akademik. Ketentuan undang-undang dan data tentang kualifikasi guru SD, ditambah lagi persebarannya yang sangat luas, menuntut Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. mengembangkan jenis program S1 PGSD. program yang memungkinkan pendidikan prajabatan guru SD menghasilkan guru SD yang berkualifikasi S1 PGSD dan sekaligus kompeten sebagai guru SD, sehingga layak dianugrahi Serfifikat Pendidik.
Salah satu tenaga kependidikan dewasa ini yang menjadi sorotan pemerintah adalah guru sekolah dasar. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang berkenaan dengan guru SD diantaranya UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggara Kementerian/Lembaga, dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Di dalam UU Nomor Tahun 14 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa guru SD dipersyaratkan berkualifikasi akademik minimal S1/D4 serta sertifikat akademik. Ketentuan undang-undang dan data tentang kualifikasi guru SD, ditambah lagi persebarannya yang sangat luas, menuntut Departemen Pendidikan Nasional, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. mengembangkan jenis program S1 PGSD. program yang memungkinkan pendidikan prajabatan guru SD menghasilkan guru SD yang berkualifikasi S1 PGSD dan sekaligus kompeten sebagai guru SD, sehingga layak dianugrahi Serfifikat Pendidik.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah
yang dimaksud dengan pendidikan karakter?
2.
Apa
pentingnya pendidikan karakter di SD?
3.
Bagaimana
pran guru dalam pendidikan karakter di Sekolah Dasar.
4.
Apa
pentingnya PGSD membentuk karakter bangsa?
C
. TUJUAN
Setelah
menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan :
1.
Mampu
mengetahui tentang pendidikan karakter
2.
Mampu
mengetahui pentingnya pendidikan karakter di SD
3.
Mampu
mengetahui peran guru dalam pendidikan karakter di SD
4.
Mampu
mengetahui pentingnya PGSD sebbagai pembentuk karakter bangsa
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran
atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun
kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dalam pendidikan
karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan,
termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses
pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata
pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan
ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja
seluruh warga dan lingkungan sekolah.
B.
Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar
Karakter bangsa Indonesia
sangatlah patut kita perhatikan. Terutama anak yang masih duduk di bangku
Sekolah Dasar (SD). Pada masa itu, anak-anak sangat memperhatikan penampilan
dari orang-orang di sekitar, termasuk orangtua dan guru mereka. Tentunya
sebagai calon pendidik kita bisa meluangkan waktu barang sejenak untuk melihat
uniknya karakter yang ada pada diri peserta didik. Dapat kita lihat betapa
pentingnya pendidikan karakter sesuai yang telah tertuang dalam UU No 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Berdasarkan penjelasan di
atas, kita sebagai calon pendidik yang akan mendidik anak-anak calon
generasi penerus bangsa haruslah mendidik diri kita terlebih dahulu. Oleh
karena itu, sebaiknya kita mulai mempersiapkan diri kita mulai dari sekarang. Supaya anak-anak didik kita nanti
akan menjadi penerus bangsa yang mempunyai karakter yang baik.
C.
Peran
Guru dalam Pendidikan Karakter
Membangun
peradaban sebuah bangsa pada hakikatnya adalah pengembangan watak dan karakter
manusia unggul dari sisi intelektual, spiritual, emosional, dan fisikal yang
dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Fitrah adalah titik tolak kemuliaan manusia,
baik sebagai bawaan seseorang sejak lahir atau sebagai hasil proses pendidikan.
Nelson Black dalam bukunya yang berjudul “Kapan Sebuah Bangsa Akan Mati” (dalam Alen Marlis, 2010) menyatakan
bahwa nilai-nilai akhlak, kemanusiaan, kemakmuran ekonomi, dan kekuatan budaya
merupakan sederet faktor keunggulan sebuah masyarakat yang humanis. Sebaliknya
kebejatan sosial dan budaya merupakan faktor penyebab kemunduran sebuah
peradaban. Terlepas
dari persoalan kuantitatif maupun kwalitatif tersebut, dalam konteks
pembangunan sektor pendidikan, guru merupakan pemegang peran yang amat sentral
dalam proses pendidikan. Upaya
meningkatkan profesionalisme para pendidik adalah suatu keniscayaan. Guru harus
mendapatkan program-program pelatihan secara tersistem agar tetap memiliki
profesionalisme yang tinggi dan siap melakukan adopsi inovasi. Guru juga harus
mendapatkan ” Reward ” (tanda jasa), penghargaan dan kesejahteraan yang layak
atas pengabdian dan jasanya,
sehingga setiap inovasi dan pembaruan dalam bidang pendidikan dapat
diterima dan dijalaninya dengan baik. Di sinilah kemudian karakteristik
pendidikan guru memiliki kualitas ketika menyajikan bahan pengajaran kepada
subjek didik. Kualitas seorang guru dapat diukur dari segi moralitas,
bijaksana, sabar dan menguasai bahan pelajaran ketika beradaptasi dengan subjek
didik. Sejumlah faktor itu membuat dirinya mampu menghadapi masalah-masalah
sulit, tidak mudah frustasi, depresi atau stress secara positif, dan tidak
destruktif. Dalam karakter pendidikan guru penting sekali dikembangkan
nilai-nilai etika dan estetika inti seperti kepedulian, kejujuran, keadilan,
tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap diri dan orang lain bersama dengan
nilai-nilai kinerja pendukungnya seperti ketekunan, etos kerja yang tinggi, dan
kegigihan sebagai basis karakter yang baik. Guru harus berkomitmen untuk
mengembangkan karakter peserta didik berdasarkan nilai-nilai Yang dimaksud serta
mendefinisikannya dalam bentuk perilaku yang dapat diamati dalam kehidupan
sekolah sehari-hari. Yang terpenting adalah semua komponen sekolah bertanggung
jawab terhadap standar-standar perilaku yang konsisten sesuai dengan
nilai-nilai inti.
Seseorang dapat dikatakan berkarakter jika telah berhasil menyerap nilai
dan keyakinan yang dikehendaki masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan
moral dalam hidupnya. Demikian juga seorang pendidik dikatakan berkarakter, jika
memiliki nilai dan keyakinan yang dilandasi hakikat dan tujuan pendidikan serta
digunakan sebagai kekuatan moral dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik.
Dengan demikian pendidik yang berkarakter, berarti telah memiliki
kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, seperti sifat
kejujuran, amanah, keteladanan, ataupun sifat-sifat lain yang harus melekat
pada diri pendidik. Pendidik yang berkarakter kuat tidak hanya memiliki
kemampuan mengajar dalam arti sempit (transfer pengetahuan/ilmu), melainkan
juga harus memiliki
kemampuan mendidik dalam arti luas (keteladanan sehari-hari).
D.
Jurusan PGSD membentuk Karakter Bangsa
Isu pendidikan karakter sudah lama menjadi perhatian pemerintah maupun para
ahli dan telah diimplementasikan di sekolah-sekolah. Namun, hingga saat ini
hasilnya belum efektif. Hal ini terbukti dari banyaknya tindak korupsi, ilegal
loging, mafia hukum, dan tindak kejahatan sistematis semacamnya.
Pendidikan karakter menjadi penting ketika masyarakat setiap harinya menyaksikan rekaman tingkah laku masyarakat Indonesia yang jauh dari nilai-nilai karakter Indonesia. Nilai-nilai lemah lembut, ramah-tamah, menjunjung tinggi kekeluargaan, menghargai orang lain, dan karakter-karakter luhur lainnya.
“Akhir-akhir ini, banyak perilaku yang tidak sesuai dengan karakter ketimuran. Nilai-nilai itu makin luntur dan hilang dengan banyaknya kekerasan yang menimpa murid atau tindakan-tindakan lain yang tidak seharusnya dilakukan dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, perlu adanya tenaga pendidik yang mampu menumbuhkan karakter bangsa sejak di Sekolah Dasar (SD . melihat realita tersebut, sudah seharusnya para calon guru yang saat ini berada di PGSD, dididik dan dibentuk sedemikian rupa agar nantinya mampu menjadi tenaga pendidik yang memiliki karakter dan akhirnya bisa mendidik muridnya yang sesuai dengan karakter bangsa.
pendidikan karakter akan efektif bila dilakukan dengan pendekatan holistik, yaitu mengintegrasikan pengembangan karakter ke dalam berbagai aspek kehidupan sekolah.
“Kegiatan yang bersifat intra maupun ekstrakurikuler harus digunakan untuk membentuk karakter anak didik. Keluarga merupakan subsistem pendidikan perlu diberdayakan untuk membantu sekolah membentuk karakter untuk anaknya. Lingkungan sekolah baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sekolah school community building juga perlu dikondisikan untuk membentuk tercapainya pendidikan karakter
Pendidikan karakter menjadi penting ketika masyarakat setiap harinya menyaksikan rekaman tingkah laku masyarakat Indonesia yang jauh dari nilai-nilai karakter Indonesia. Nilai-nilai lemah lembut, ramah-tamah, menjunjung tinggi kekeluargaan, menghargai orang lain, dan karakter-karakter luhur lainnya.
“Akhir-akhir ini, banyak perilaku yang tidak sesuai dengan karakter ketimuran. Nilai-nilai itu makin luntur dan hilang dengan banyaknya kekerasan yang menimpa murid atau tindakan-tindakan lain yang tidak seharusnya dilakukan dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, perlu adanya tenaga pendidik yang mampu menumbuhkan karakter bangsa sejak di Sekolah Dasar (SD . melihat realita tersebut, sudah seharusnya para calon guru yang saat ini berada di PGSD, dididik dan dibentuk sedemikian rupa agar nantinya mampu menjadi tenaga pendidik yang memiliki karakter dan akhirnya bisa mendidik muridnya yang sesuai dengan karakter bangsa.
pendidikan karakter akan efektif bila dilakukan dengan pendekatan holistik, yaitu mengintegrasikan pengembangan karakter ke dalam berbagai aspek kehidupan sekolah.
“Kegiatan yang bersifat intra maupun ekstrakurikuler harus digunakan untuk membentuk karakter anak didik. Keluarga merupakan subsistem pendidikan perlu diberdayakan untuk membantu sekolah membentuk karakter untuk anaknya. Lingkungan sekolah baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial sekolah school community building juga perlu dikondisikan untuk membentuk tercapainya pendidikan karakter
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pendidikan karakter
adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang
meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME),
diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia
insan kamil. Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders)
harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan
atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan etos kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah. Untuk membangun peradaban sebuah bangsa pada hakikatnya
adalah pengembangan watak dan karakter manusia unggul dari sisi intelektual,
spiritual, emosional, dan fisikal yang dilandasi oleh fitrah kemanusiaan. Melalui jurusan PGSD pendidikan karakter di bentuk untuk
menciptakan calon guru yang mempunyai karakter yang unggul guna menciptakan
anak didik yang berkarakter unggul pula, karena dengan karakter yang unggul
akan tercipta penerus bangsa yang berkarakter bangsa.
Selain itu melalui jurusan
PGSD menciptakan anak didik yang berpendidikan nasional karena pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
B.
Saran
Pendidikan karakter di Pendidikan Guru Sekolah
Dasar lebih di optimalkan , setiap mata kuliah harus ada pendidikan karakter.
Karena PGSD adalah calon guru yang di wajibkan mampu menjadi tenaga
pendidik yang memiliki karakter dan akhirnya bisa mendidik muridnya yang sesuai
dengan karakter bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.
com/2010/10/03/
http://alenmarlissmpn1gresik.wordpress.com/2010/10/03/
manfaat-karakteristik-pendidikan-bagi-guru-untukmembangunperadaban bang sa/.
www.tempointeraktif.com/hg/kolom/…/kol,20110201-315,id.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar