MANAJEMEN
SEKOLAH DI SD NEGERI 1 KRIKIL
LAPORAN
HASIL OBSERVASI
Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir
Semester Empat Mata Kuliah Manajemen Sekolah
Dosen Pengampu : Ibu Sri Susilaningsih
Oleh :
FAJAR SETIAWAN
1401410414
Rombel : 42
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
SEMARANG
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat
Allah SWT yang yelah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan observasi di SD Negeri 1 Krikil Pageruyung Kendal ini
dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas akhir Mata Kuliah
Manajemen Sekolah.
Penyusunan laporan ini berdasarkan
data yang diperoleh dari kegiatan observasi langsung di SD Negeri 1 Krikil,
wawancara dengan Kepala Sekolah dan data sekunder dari pihak yang bersangkutan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan
kepada :
•
Dra. Hartati, M.Pd, selaku Ketua jurusan PGSD.
•
Ibu Sri Susilaningsih selaku dosen pengampu Mata Kuliah
Manajemen Sekolah yang telah membimbing dalam menyelesaikan laporan ini.
•
Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan moral.
•
Pihak dari SD Negeri 1 Krikil.
•
Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
laporan ini.
Kami menyadari laporan ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yag membangun dari pembaca
sangat kami harapkan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Kendal, 1 Juni
2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan berfungsi untuk
mempersiapkan manusia menghadapi masa depan agar hidup lebih sejahtera, baik
secara individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat, bangsa maupun
antar bangsa. Fungsi pendidikan lainnya adalah peradaban. Mengingat peradaban
bersifat evolusioner dan dinamis, berkembang dan berubah maka fungsi pendidikan
pun harus terus berubah dalam upaya terus mencapai kemajuan sesuai dengan
peradaban baru yang ingin diraih oleh suatu bangsa.
Model pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan zaman disebut pendidikan yang relevan dengan zamannya. Suatu tujuan
pendidikan pada gilirannya adalah menyiapkan individu (dalam memenuhi kebutuhan
individualnya) untuk dapat beradaptasi/ menyesuaikan diri atau memenuhi tututan
sesuai wilayah tertentu yang senantiasa berubah. Model pendidikan dalam lingkup
makro disebut sebagai sistem pendidikan yang relevan adalah model pendidikan
yang menghasilkan manusia yang dapat menyesuaikan diri memenuhi kebutuhan
tuntutan zaman sesuai dengan wilayah masyarakat dan peradabannya.
Manajemen Berbasis Sekolah bukanlah
semata-mata masalah teknis edukatif. Tetapi justru lebih cenderung pada
pembagian kewenangan atau kekuasaan (power sharing) di dalam pengelolaan
pendidikan. Seperti lazimnya proses “power sharing”, selalu terjadi
tarik-menarik kepentingan antarberbagai pihak (stakeholders) sampai terjadi
keseimbangan yang memuaskan pihak-pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu,
dengan MBS akan terlihat pada fungsi-fungsi manajemen mana yang
didesentralisasikan ke sekolah, sehingga dapat terlihat secara jelas benang
merah kewenangan kekuasaan dan kewenangan (power and authority) antara
pemerintah pusat, propinsi, kabupaten/kota, sekolah, orang tua, dan masyarakat, dalam mengelola
pendidikan. Keseimbangan yang terjadi bersifat
dinamis dan sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan naik turunnya kekuatan
peran masing-masing stakeholder.
B.
Tujuan dan Manfaat:
Kegiatan
observasi di SD Negeri 01 Krikil yang telah dilaksankan pada tanggal 01 Juni
2012 selain bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Sekolah juga
bertujuan untuk :
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui secara langsung tentang penerapan manajemen sekolah dalam
proses pembelajaran di lapangan.
2.
Mahasiswa
dapat membandingkan secara langsung antara teori yang di dapat dalam
perkuliahan dengan kenyataan di
lapangan.
3.
Memberikan
bekal dan pengalaman bagi mahasiswa
4.
Mengetahui
cara membina hubungan sosial yang baik antara warga sekolah
C.
Sasaran Observasi
Sesuai dengan kompenen yang ada
dalam manajemen sekolah, maka observasi ini mempunyai sasaran sebagai berikut:
1.
Manajemen
kurikulum
2.
Manajemen
Kesiswaan
3.
Manajemen
Pegawai
4.
Manajemen
Keuangan
D.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan
observasi ini dilaksanakan pada :
Tempat : SD Negeri 1 Krikil Ds. Krikil kecamatan Pageruyung Kabupaten
Kendal, 51361
Waktu :
08.00 - selesai
Hari : Jumat
Tanggal : 1 Juni 2012
E.
Metode
Dalam observasi ini, penulis
memperoleh data dengan menggunakan metode:
1. Metode Observasi
Menurut Mulyono Seputra (1994:440)
observasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
terrhadap objek penelitian.
2. Metode Wawancara
wawancara adalah suatu percakapan
terpimpin dan tercatat atau suatu percakapan secara tatap mula dimana seseorang
mendapat informasi dari orang lain (Denzig).
Wawancara adalah instrumen
pengumpul data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari
sumbernya.
3.
Metode
dokumentasi
Yaitu semua kegiatan yang berkaitan
dengan photo, dan penyimpanan photo,
pengumpulan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan, kumpulan bahan atau dokumen
yang dapat digunakan sebagai asas bagi sesuatu kejadian, penghasilan sesuatu
terbitan, arsip kliping surat, photo-photo dan bahan rferensinya yang dapat
digunakan sewaktu-waktu untuk melengkapi berita atau karangan dalam observasi
.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Landasan Teori
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada bagian penjelasan pasal 51 ayat 1, MBS
didefinisikan sebagai “bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan
pendidikan, yang dalam hal ini kepala sekolah atau madrasah dan guru dibantu
oleh komite sekolah atau madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan”. Tilaar
berpendapat bahwa inti dari MBS adalah partisipasi masyarakat (Irawan, dkk,
2004), dan pendapat tersebut sangat masuk akal sebab komite sekolah yang
menjadi instrumen kunci dalam implementasi MBS memang terdiri dari
elemen-elemen yang merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri, misalnya
seperti orang tua peserta didik dan masyarakat yang tinggal di sekitar sekolah.
Sedangkan
yang menjadi landasan teori dari MBS yaitu pertama, prinsip ekuifinalitas
menjadi landasan yang harus dimiliki oleh para pelaksana MBS di sekolah ataupun
otoritas pendidikan diatasnya. Artinya setiap personel yang terkait dengan
pengambilan keputusan sekolah harus memiliki perspektif yang luas dan setiap
permasalahan dapat didekati dari berbagai cara yang berlainan. Tidak ada cara
tunggal terbaik untuk memecahkan setiap masalah yang muncul di sekolah dapat
diselesaikan dengan berbagai cara.
Kedua,
prinsip desentralisasi memandang bahwa masalah yang muncul di sekolah akan
dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya apabila penyelesaiannya diserahkan
kepada pihak yang paling dekat dengan keberadaan masalah tersebut. Dalam
menyelesaikan masalah pendidikan di sekolah, yang paling tahu adalah warga
sekolah itu sendiri terutama guru, staf, kepala sekolah dan orang tua siswa.
Sebagaimana Mohrman dkk bahwa otonomi secara luas menyangkut empat komponen
penting yaitu kekuasaan atau kewenangan, pengetahuan dan keterampilan,
informasi dan penghargaan.
Ketiga,
prinsip sistem pengelolaan mandiri. Desentralisasi dalam kekuasaan, pengetahuan
dan keterampilan, informasi dan penghargaan akan terlaksana bila sekolah diberi
keleluasaan dalam pengelolaan sekolahnya secara mandiri.
Hal terpenting agar sekolah dapat
melakukan pengelolaan mandiri apabila para guru dan staf memiliki pengetahuan
dan keterampilan dalam menjalankan tugas-tugasnya. Di Indonesia sistem
pengelolaan mandiri ini belum dimiliki karena banyak guru dan kepala sekolah
yang belum memenuhi syarat untuk menjalankan pekerjaannya.
Keempat,
prinsip inisiatif sumber daya manusia. MBS akan berhasil dengan baik apabila
warga sekolah memiliki inisiatif dalam menjalankan pekerjannya dan inisiatif
setiap individu dihargai. Yang menjadi masalah di Indonesia adalah kurangnya
inisiatif dari warga sekolah karena tidak adanya rasa memiliki terhadap sekolah
tersebut.
Dasar
hukum pelaksanaan MBS adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 51 ayat 1, “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar
pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah atau madrasah”.
Legalisasi pelaksanaan MBS juga termuat dalam peraturan turunan undang-undang
sistem pendidikan nasional, yaitu dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 49 ayat 1, “Pengelolaan satuan pendidikan pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah
yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas”. Sementara itu, Kemendiknas memberikan 10 alasan dibalik
pemberlakuan kebijakan MBS, sebagaimana berikut (Irawan, dkk, 2004):
1.
Bila
sekolah memiliki otonomi yang lebih besar maka sekolah akan lebih leluasa dalam
mengekspresikan keaktifan atau kreativitasnya dalam meningkatkan mutu sekolah;
2.
Bila
sekolah memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam mengelola sumber dayanya
maka sekolah akan lebih lincah dalam memanfaatkan sumber daya sekolah secara
optimal untuk meningkatkan mutu sekolah;
3.
Bila
sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada
maka sekolah dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dalam
memajukan sekolah;
4.
Bila
sekolah lebih mengetahui input pendidikan lembaganya maka sekolah dapat
mendayagunakannya dalam proses pendidikan sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan peserta didik;
5.
Pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan
sekolah karena pihak sekolah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolah;
6.
Bila
masyarakat sekitar sekolah mengontrol penggunaan sumber daya pendidikan maka
penggunaannya akan menjadi lebih efektif dan efisien;
7.
Bila
seluruh warga sekolah dan masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan
sekolah maka akan tercipta transparansi dan demokrasi yang sehat;
8.
Bila
sekolah bertanggung jawab secara langsung terhadap orang tua peserta didik,
masyarakat, dan pemerintah, maka sekolah akan berupaya secara optimal dalam
pelaksanaan pencapaian mutu pendidikan yang telah direncanakan;
9.
Dengan
dukungan orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah, maka sekolah
dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah lainnya dalam meningkatkan
mutu pendidikan melalui upaya yang lebih inovatif;
10.
Sekolah
dapat melakukan respon yang lebih cepat terhadap aspirasi masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Dari
kesepuluh alasan yang dikemukakan oleh Kemendiknas tersebut, dapat disimpulkan
bahwa tujuan utama pemberlakuan kebijakan MBS adalah peningkatan mutu
pendidikan melalui model pengelolaan sekolah yang lebih demokratis. Tujuan
utama Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan.
Dengan adanya MBS sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu perintah
dari atas. Mereka dapat pengembangkan suatu visi pendidikan yang sesuai dengan
keadaan setempat dan melaksanakan visi tersebut secara mandiri. Menurut Slamet
PH (Irawan, dkk, 2004) secara empiris, memang MBS perlu diimplementasikan sebab
model pengelolaan sekolah secara sentralistis yang telah cukup lama diterapkan
terbukti kurang mengakomodasi kebutuhan sekolah, menumpulkan daya kreativitas
sekolah, dan mengikis habis sense of belonging warga sekolah terhadap
sekolahnya. Tentunya pada sekolah yang menerapkan MBS, kepala sekolah memiliki
peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan, dan menyerasikan semua
sumber daya pendidikan yang tersedia. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan
salah satu faktor yang dapat mendorong untuk dapat mewujudkan visi, misi,
tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang dilaksanakan secara
terencana dan bertahap (Depdiknas, 2007:17- 18) Dengan begitu, MBS sebagai
paradigma baru pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan (Mulyasa, 2005:
126).
B.
Hasil Observasi
Identitas Sekolah
Nama
Sekolah : SD Negeri 1
Krikil
Alamat
Sekolah :Ds. Krikil Rt. 01
Rw. 03 kecamatan pageruyung. Kabupaten Kendal, 51361
Status
Sekolah : Negeri
Katerori
Sekolah : Sekolah Standar
Nasional (SSN)
A.
Segi Fisik
1.
Letak
Geografis Sekolah
Batas-batas
lingkungan SD Negeri 1 Krikil adalah:
a. Sebelah Utara : Rumah Penduduk
b. Sebelah Selatan : Rumah Penduduk
c. Sebelah Barat : Kebun Sekolah
d. Sebelah Timur : Jalan
2. Sarana dan Prasarana
SD
N 1 Krikil mempunyai sarana dan prasarana yang mencukupi tetapi belum semua
bisa dimaksimalkan, adapun sarana yang dimiliki antara lain: lapangan sepak
bola atau futsal, lapangan upacara, 9 ruang terdiri dari ruang 1 kantor, 6
ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS. akan tetapi belum memiliki tempat ibadah.
Kelas
merupakan tempat bagi para siswa untuk tumbuh dan berkembang potensi
intelektual dan emosional, untuk itu kelas harus mencakup syarat-syarat sebagai
kelas yang baik. Sd 1 Krikil sudah mencakup dari beberapa syarat diantaranya:
a. Penataan ruang kelas yaitu lemari
kelas ditempatkan di samping papan meja guru,
almari tidak terbuat dari kaca melainkan dari
kayu yang digunakan para siswa untuk menyimpan
buku-buku dan alat peraga.
b. Perlengkapan kelas
Perlengkapan
mencakup papan tulis dan penghapusnya, meja dan kursi
guru, meja dan kursi siswa, almari kelas,
jadwal pelajaran, papan absensi, daftar piket kelas, kalender pendidikan,
gambar Presiden dan Wakil Presiden serta lambang garuda pancasila, tempat
sampah, sapu , serta alat peraga.
B.
Segi Non Fisik
1. Bidang Kurikulum
Secara
umum pada setiap kelas yang saya observasi, sekolah membuat rencana program
pengajaran pada saat rapat antara pihak Komite, Kepala Sekolah, Guru-guru, dan
Orang tua siswa. Silabus, Program Semester dan Tahunan, RPP dan Kurikulum telah
disusun sejak awal tahun semester. Pelaksanaan Ulangan Harian salalu
dilaksanakan setiap satu bulan sekali, dan dibuat oleh guru secara mandiri
dalam bentuk LKS. Jadwal pelajaran sudah disusun atau direncanakan pada awal
semester. Program pengajaran dari kelas I sampai kelas VI sesuai dengan standar
pengembangan kurikulum, yaitu :
a. Kelas I – III : menggunakan tematik
b. Kelas IV – VI : berpusat pada guru
kelas
c. KKM ditentukan sendiri oleh pihak
sekolah
Rencana
program pengajaran disesuaikan dengan
program efektif dan hari libur. Semua telah disusun oleh guru dalam
kalender pendidikan.
Jadwal
pelajaran sekolah tiap kelas ditempel di dinding kelas agar semua siswa dapat
melihatnya. Selain jadwal pelajaran, di dinding kelas juga ditempel data-data
siswa seperti agama, terdapat peta buta pada kelas rendah dan peta dunia pada
kelas tinggi, Pancasila dan foto Presiden dan Wakil Presiden,
pahlawan-pahlawan, grafik absen, daftar piket,
jadwal mata pelajaran, struktur organisasi kelas, papan absensi,
kalimat-kalimat penyemangat, hasil karya atau hasil pekerjaan siswa.
Setiap
akhir semester guru membagikan raport pada siswa dengan ketentuan pada saat
raport kenaikan kelas, orang tua siswa wajib datang beserta siswa untuk
mengambilnya. Bagi siswa yang berkeinginan pindah sekolah dapat meminta surat
permohonan pindah sekolah pada kepala sekolah. Hal ini biasanya terjadi pada
siswa yang pindah tempat tinggal.
Ketentuan nilai yang harus dicapai siswa atau
standar nilai sekolah (NS) dan nilai akhir (NA) telah ditentukan oleh pihak
sekolah. Jadi apabila ada siswa yang belum memenuhi standar nilai tersebut maka
siswa dapat tidak naik kelas.
Adapun
misi dari sekolah yaitu melaksanakan pembelajaran paikem terlihat dalam
pembelajaranya guru lebih mengutamakan keaktifan siswa. menumbuhkan semangat
dan berproduksi kepada warga sekolah. Mengembangkan potensi yang dimiliki oleh
sekolah terlihat pada kegiatan kegiatan seperti ekstra kurikuler yang diikuti
siswa misal olahraga, kegiatan kepramukaan dan BTQ. Menumbuh kembangkan kegiatan
yang berwawasan iptek yang dapat membekali siswa untuk melanjutkan sekolah ke
dunia kerja terlihat pada pembelajaran IPA dengan berbagai alat peraga yang disediakan di Lab IPA.
Meningkatkan pelayanan pada pengguna jasa pendidikan. Mengembangkan kegiatan
eksta kurikuler yang potensial. Dari misi sekolah sekoalah mengharapkan output
yang bagus dengan ditunjang berbagai kegiatan dalam proses menuju output.
2. Bidang Kepegawaian
Budaya
mutu yang selalu dipegang oleh sekolah adalah budaya anak rajin belajar, setiap
kali ada ulangan siswa duduk satu-satu untuk menghindari contek-mencontek antar
siswa. Sekolah memiliki manajemen yang terbuka, semua hal dilakukan secara
transparan. Sekolah selalu berkeinginan untuk menjadi lebih baik tiap tahunnya
dan selalu disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Usulan
pengadaan guru dan pegawai diusulkan pada saat rapat guru dan kepala sekolah,
dan penentuan penerimaan yang menentukannya adalah kepala sekolah.
SD Negeri 1 Krikil memiliki 1 kepala
sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru penjaskes, 1 guru bahasa inggris,
dan 1 guru mulok.
Sekolah
memberi kesempatan pada guru-guru/pegawai untuk melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi mengikuti : Seminar, Penataran, Pelatihan, Work Shop. Kepala
Sekolah menerapkan manajemen terbuka dan partisipatif, sehingga semua
guru/pegawai terlibat dalam pengambilan keputusan.
Selain itu hubungan antara kepala
sekolah dengan guru-guru kelas sangat hangat sehingga dalam proses manajemen
dari kepala sekolah terlihat baik. Harapan prestasi yang tinggi selalu dimiliki
sekolah, sekolah selalu berantusias untuk terus maju dengan mengikuti
lomba-lomba. Adapun lomba yang diikuti oleh siswa antara lain lomba olahraga,
lomba pramuka se kecamatan, lomba geguritan se kecamatan.
3. Bidang Keuangan
Biaya atau
keuangan dalam pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan di sekolah tersebut. Pada awal tahun
SD Negeri 1 Krikil membuat rencana anggaran kegiatan sekolah yang berisi
pemasukan dan pengeluaran dana. Untuk fungsi keuangan Sekolah diolah oleh guru
yang ditugaskan dan hasilnya dibahas bersama-sama yang dipimpin oleh kepala
sekolah. Sumber dana berasal dari dana: BOS, APBD Kabupaten, dan masyarakat.
Siswa
dapat memanfaatkan fasilitas dari sekolah dengan baik. SD Negeri 1 Krikil
sanggup menciptakan iklim belajar yang kondusif dalam proses belajar mengajar. Administrasi
keuangan ini berhubungan dengan pelaksanaan operasional sekolah ataupun siswa,
yakni: gaji guru dan pegawai, alat tulis sekolah (ats), bahan habis pakai, alat
habis pakai, daya dan jasa (listrik, air, telp), pemeliharaan sarana-prasarana,
kesiswaan (ekstrakurikuler),
buku perpustakaan, rapat-rapat,
penerimaan siswa baru dan lainnya
Adapun administrasi keuangan di SD
Negeri 1 Krikil meliputi :
a.
Buku
kas utama
Ada. Buku
kas utama berupa laporan pemasukan dan pengeluaran pendapatan sekolah.
b.
Rangkuman
penerimaan dan pengeluaran
Semua uang
yang masuk dan keluar dicatat untuk LPJ, semua tersusun dengan rapi.
Sekolah
memiliki hubungan yang sangat baik dengan komite, komite pun sangat mendukung
setiap program sekolah, apapun yang terbaik untuk siswa nantinya selalu
diusahakan dan disetujui oleh komite. Komite pun sangat aktif dalam pengadaan
dana bantuan untuk sekolah, semua pengelolan dana sekolah diketahui oleh
komite.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Struktur Organisasi


Sekolah Dari Depan


Visi dan Misi SD


Jadual Pelajaran Administrasi
Sekolah


Perpustakaan dan Lab
IPA Papan
Pengumuman


BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari observasi yang telah dilakukan
di SD Negeri 1 Krikil mengenai penerapan manajemen sekolah , maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, antara lain:
a.
Dari
segi fisik SD N 1 Krikil sudah mempunyai sarana yang bagus, adapun sarana yang
dimiliki antara lain: lapangan sepak bola atau futsal, lapangan upacara, 9
ruang terdiri dari ruang 1 kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
UKS.
b.
Dari
segi non fisik
- Dalam bidang manajemen kurikulum sudah baik,
karena sekolah telah mengembangkan sendiri kurikulum yang ada. Semua
perlengkapan dalam pembelajaran seperti silabus, RPP, prota dan promes juga
sudah ada.
- Bidang kepegawaian sudah cukup
karena sekolah tidak merasa kekurangan guru.
- Bidang keuangan dapat dikelola
dengan sangat baik karena sekolah melakukannya dngan transparan, bagi semua
pihak yang berkepentingan.
B.
Saran
Perlunya
kerjasama yang baik antara orang tua murid dan sekolah dalam upaya pelaksanaan
manajemen berbasis sekolah. Sehingga akan memperoleh kelancaran dalam
pelaksanaan tujuan-tujuan pendidikan yang telah di canangkan. Selain itu sama
pentingnya dengan menjaga lingkungan sekolah oleh seluruh warga sekolah atas
keadaan lingkungan yang telah tercipta oleh seluruh pihak yang bersangkutan
dalam pelaksanaan pendidikandi sekolah.
sebaiknya
sekolah menambah TU supaya dalam menjalankan administrasi sekolah bejalan
dengan mudah dan lancar, karena ada yang menangani sendiri. sehingga kepala
sekolah tidak terbebani dengan administrasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sutomo. 2009. Manajemen
Sekolah, Semarang: UNNES PRESS
2.
Ekosiswoyo, Rachman 2000. Manajemen Kelas, Semarang: IKIP SEMARANG PRESS
terimakasihhh mas tugasnya sangat membantu di mata kuliah yang di ampu juga oleh bu sus
BalasHapus